REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan Indonesia patut bersyukur memiliki pertumbuhan ekonomi yang positif dan inflasi rendah di tengah ketidakpastian ekonomi global. Meski begitu, Suahasil menyampaikan pemerintah tetap waspada terhadap kondisi ekonomi dan menjaga APBN dalam jalur yang tepat.
Suahasil menyampaikan pemerintah menerapkan kebijakan fiskal dalam tiga tahun terakhir. Tujuannya untuk mengatasi permasalahan terkait dengan kesehatan, belanja perlindungan sosial demi menjamin kesehatan dan ekonomi Indonesia.
"Akibatnya APBN sangat tergerus sehingga kita mengalami defisit dan setelah itu karena kondisi defisit APBN tersebut sangat penting APBN ini dapat dikonsolidasikan kembali," ujar Suahasil saat IFG International Conference 2023 di Jakarta, Selasa (19/9/2023).
Meski memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik, Suahasil menyampaikan pemerintah terus melakukan upaya dalam menjaga tren pertumbuhan ekonomi positif tersebut. Salah satunya dengan Undang-Undang Cipta Kerja dan mengesahkan UU Perpajakan.
"Reformasi ini diharapkan membentuk lanskap ekonomi Indonesia yang baru pada tahun-tahun ke depan sehingga melalui reformasi ini kita dapat memberikan dampak positif di sektor keuangan," kata Suahasil.
Suahasil mengatakan tiga sasaran penting sektor keuangan, mulai dari peningkatan inklusi keuangan, penguatan keuangan, dan stabilitas keuangan. Pemerintah saat ini bekerja sama dengan berbagai lembaga keuangan dalam memperkuat pasar keuangan, termasuk sektor asuransi dan dana pensiun.
Suahasil mengatakan, kedua sektor itu masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah yang harus dibenahi agar bisa memberikan kontribusi maksimal bagi negara. "Bagaimana kita ingin memastikan tata kelola asuransi jadi lebih baik. Kita harus memperbesar dan memperkuat pasar asuransi dan potensi yang dimiliki, karena potensinya sangat besar," kata Suahasil.