Selasa 19 Sep 2023 15:47 WIB

Warga Desa Wisata Edelweiss Peroleh Pelatihan Pengelolaan Zero Waste 

Program ini diharapkan memanfaatkan potensi lokal Pasuruan mengembangkan desa wisata.

 PT HM Sampoerna, Tbk (Sampoerna) memberikan dan menanam bibit edelweiss di Desa Wisata Edelweiss di Desa Wonokitri, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (19/9/2023).
Foto: dokpri
PT HM Sampoerna, Tbk (Sampoerna) memberikan dan menanam bibit edelweiss di Desa Wisata Edelweiss di Desa Wonokitri, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (19/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN -- PT HM Sampoerna, Tbk (Sampoerna) memberikan dan menanam bibit edelweiss di Desa Wisata Edelweiss di Desa Wonokitri, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (19/9/2023). Mereka juga melatih warga sekitar untuk mengelola tempat wisata yang mengedepankan zero waste demi mewujudkan pelestarian lingkungan. 

Desa Edelweiss merupakan bagian dari potensi wisata Bromo yang menjadi salah satu dari 10 destinasi wisata unggulan Indonesia. Selain itu, keunikan aspek budaya masyarakat Wonokitri yang selama ini dikenal sangat guyub, rukun, dan menyatu dengan harmoni alam menjadi bagian tak terpisahkan dari pesona Desa Wisata Edelweiss. 

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparenkraf) telah menganugerahi Desa Wisata Edelweiss dengan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Pemberian bibit Edelweiss diharapkan bisa terus menjaga kelestarian lingkungan serta memperkuat Desa Wonokitri sebagai kawasan wisata yang menarik bagi keluarga Indonesia.

Kepala Urusan Eksternal Sampoerna, Ishak Danuningrat menuturkan, Sampoerna berkomitmen mendukung pengembangan ekonomi di Kabupaten Pasuruan melalui Sampoerna Entrepreneurship Training Center di bawah Payung Program Keberlanjutan 'Sampoerna Untuk Indonesia'. Termasuk di Desa Wisata Edelweiss yang masih terus menjaga kebudayaan serta sektor agribisnis. Semua itu menjadi semangat dalam mempertahankan kebudayaan serta daya tarik wisata yang menyenangkan bagi keluarga Indonesia.

Ia berharap program ini dapat memanfaatkan potensi lokal di Pasuruan dalam mengembangkan desa wisata, dan di saat yang sama memberi manfaat dalam bentuk penghasilan tambahan bagi masyarakat sekitar. Ada kemandirian ekonomi serta pelestarian budaya dan lingkungan. 

"Kabupaten Pasuruan memiliki potensi yang besar bagi perekonomian daerah, khususnya untuk mengembangkan UMKM. Peran masyarakat, swasta, dan pemerintah yang bersinergi mendukung UMKM sangat penting untuk dapat mengembangkannya,” kata Ishak.

Ia melanjutkan, program ini juga sejalan dengan Falsafah Tiga Tangan yang menjadi pedoman Sampoerna, yang mencerminkan komitmen perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan terkait, termasuk masyarakat luas, yang dalam hal ini dilakukan melalui pemberdayaan UMKM dan warga Kabupaten Pasuruan.

Di tempat yang sama, para pengelola wisata di Desa Wisata Edelweiss juga mendapatkan pelatihan pengelolaan sampah dari Waste4Change, organisasi yang bergerak dalam pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Para peserta diajari cara memilah sampah di cafe, tempat wisata maupun rumah makan. Mereka dilatih untuk mengetahui perbedaan sampah yang bisa diolah dan tidak bisa diolah. Dengan memakai alat peraga, para peserta berlatih proses pemilahan sampah di tempat wisata dan tempat usaha. 

“Di dapur warung atau kafe akan berbeda kalau kita bisa memilah sampah. Termasuk juga dapur tidak berbau kalau kita bisa cerdas dalam memilahnya,” kata Khairunnisa Yusmalina Humaam, fasilitator pelatihan dari Waste4Change.

Ketua Kelompok Tani Hulunhayang, Teguh Wibowo menuturkan, pihaknya senang dengan bertambahnya bibit Edelweiss di Desa Wisata Edelweiss. Bantuan bibit dari Sampoerna kini menambah koleksi Edelweiss yang ada sebanyak 876 tanaman Edelweiss.

"Bibit yang baru ditanam ini akan kita panen dua tahun ke depan. Selanjutnya tiap 4-5 bulan lagi bisa kembali dipanen," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement