Selasa 19 Sep 2023 18:18 WIB

Stok Beras di Kota Malang Dipastikan Aman Hingga Akhir Tahun

Beras yang tersedia di Kota Malang masih berkisar 8.000 ton.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Beras (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Beras (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kepala Bulog Cabang Malang, Siane Dwi Agustina memastikan stok beras di daerahnya aman. Bahkan, stok beras di wilayahnya dapat tersedia hingga Desember 2023.

Berdasarkan informasi yang diterima, kata dia, beras yang tersedia di Kota Malang masih berkisar 8.000 ton. "Insya Allah sampai akhir tahun aman untuk Malang Raya," kata Siane saat dikonfirmasi Republika. 

Baca Juga

Adapun harga beras premium di Kota Malang berdasarkan data https://siskaperbapo.jatimprov.go.id per 18 September 2023 sekitar Rp 13.950 per kilogram (kg). Sementara itu, untuk harga beras medium masih berkisar Rp 10.800 per kilogram. Data-data ini merupakan harga beras yang berasal dari sejumlah pasar di Kota Malang seperti Pasar Tawangmangu, Pasar Dinoyo, Pasar Klojen, Pasar Besar, Pasar Oro-oro Dowo dan Pasar Blimbing.

Guna mencegah stabilitas harga komoditas terutama beras, Perum Bulog bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Malang meluncurkan gerakan pangan murah di Terminal Mulyorejo, Sukun, Kota Malang pada 18 September 2023. Gerakan dengan menghadirkan pasar murah ini menyediakan sejumlah komoditas utama dengan harga terjangkau. Kegiatan ini direncanakan akan diselenggarakan di 57 kelurahan di lima kecamatan secara bergiliran.

Khusus di program ini, Siane mengaku, pihaknya menjual beras sekitar Rp10.100 per kg. "Harga gudang sebenarnya 9.950 rupiah sedangkan kalau di pasaran sekitar 12 ribuan," jelasnya.

Dengan adanya gerakan ini, dia berharap harga sejumlah komoditas terutama beras di pasaran dapat mulai turun. Hal ini setidaknya dapat mendekati Harga Eceran Tertinggi (HET).

Sebelumnya, warga Sukun, Endah (44 tahun) mengaku bersyukur dengan adanya kegiatan gerakan pasar murah di Terminal Mulyorejo. Dia dapat membeli komoditas penting seperti beras, telur dan terigu dengan harga murah. Bahkan, selisih harganya dapat mencapai Rp 5.000 dibandingkan harga eceran. 

Dia berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan sesering mungkin di wilayahnya. Sebab, perempuan berhijab ini menilai subsidi harga yang ditetapkan cukup meringankan pengeluarannya. "Karena memang harga sembako lagi naik-naiknya. Kalau minyak memang rata-rata 14 ribu rupiah. Ecerannya tidak begitu memberatkan. Cuma untuk beras sama gula bagi ibu-ibu cukup memberatkan," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement