REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Toyota Mobility Foundation (TMF) bersama Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Gianyar segera mengoperasikan layanan angkutan umum (shuttle) berbasis listrik khusus di kawasan Ubud, bernama Smart xEV Shuttle, mulai 22 September mendatang.
Menurut keterangan resmi yang disiarkan Antara, Selasa (19/9/2023), yayasan nirlaba yang didirikan oleh Toyota Motor Corporation itu telah meresmikan xEV Shuttle bersama pemerintah setempat pada akhir Agustus lalu, dan mengatakan uji coba layanan ini akan berlangsung selama enam bulan. Layanan yang termasuk dalam program Sustainable Mobility Advancing Real Transformation (SMART) @Ubud itu juga akan menampilkan "Dynamic Bus Schedule Displays" di halte bus padat lalu lintas dalam Rute Trans Metro Dewata.
Dynamic Bus Schedule Displays akan memberikan visualisasi waktu riil dari jadwal bus untuk para pengguna transportasi. Sehingga memberikan kenyamanan dan kepastian dalam perencanaan perjalanan masing-masing, terutama saat digunakan bersamaan dengan solusi sebelumnya yakni xEV shuttle sesuai kebutuhan.
Layanan shuttle xEV beroperasi mulai pukul 6.00 WITA hingga 23.00 WITA di area Ubud Pusat, dengan beberapa titik pemberhentian yang seluruhnya berjarak 10 menit dengan berjalan kaki dari tujuan-tujuan wisata utama dan situs-situs terkenal lainnya.
Beberapa pemberhentian layanan itu juga terhubung dengan rute Trans Metro Dewata yang sudah tersedia sebelumnya, memungkinkan perjalanan yang nyaman untuk memasuki dan meninggalkan Ubud melalui layanan yang saling terintegrasi.
Adapun total 10 kendaraan tersedia, terdiri atas lima Battery Electric Vehicle (BEV) dan lima kendaraan Hybrid Electric Vehicle (HEV). Publik dapat menggunakan layanan uji coba ini dengan mengunduh aplikasi SMART Shuttle @Ubud.
Selama uji coba, TMF menyebut akan mengambil langkah proaktif untuk berkolaborasi dengan masyarakat setempat guna memastikan kelangsungan layanan yang terbaik bahkan setelah uji coba berakhir.
Uji coba layanan ini sebagai langkah inisiatif yang nantinya akan digunakan sebagai rekomendasi konkret untuk membangun model bisnis layak yang berkelanjutan bagi mobilitas masyarakat dan wisata di Ubud. Oleh karena itu, setelah uji coba berakhir pada Februari 2024, solusi ini dapat diteruskan oleh pemangku kepentingan lokal yang akan dipilih oleh masyarakat setempat.