Selasa 19 Sep 2023 18:37 WIB

Cara Meneladani Semangat Ibadah Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad memberikan keteladanan dalam beribadah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Cara Meneladani Semangat Ibadah Nabi Muhammad SAW. Foto:   Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Cara Meneladani Semangat Ibadah Nabi Muhammad SAW. Foto: Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Mantan Mufti Mesir Syekh Ali Jum'ah menyampaikan penjelasan soal cara meneladan Nabi Muhammad SAW. Dia mengatakan, saat ini umat Muslim telah memasuki bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, Rabiul Awal.

Bulan tersebut ibarat cahaya yang memberikan keberkahan kepada semesta alam. Sebab di bulan itu lahir Nabi Muhammad SAW yang membawa manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya, dari kesempatan menuju keberlimpahan, dan dari kekafiran menuju keimanan.

Baca Juga

Rasulullah SAW adalah pemilik akhlak yang luhur, dan di bulan kelahiran beliau SAW, umat Muslim perlu mempelajari semangat Nabi Muhammad SAW. Beliau SAW memiliki tekad dalam agama dan dunia.

"Pada malam hari, beliau akan berdiri di hadapan Tuhannya, berlutut, sujud, dan memuji-Nya. Beliau bangun dan tidur, dan dalam tidurnya beliau bersiap untuk bangunnya. Beliau beribadah kepada Allah dalam segala keadaan, baik dalam kesusahan, berkelimpahan, dengan sedikit atau banyak uang," jelas anggota Dewan Ulama Besar Mesir itu, dilansir Masrawy.

Hal itu karena hati Nabi Muhammad SAW melekat pada Allah SWT. Sepatutnya ini menjadi teladan bagi umat Muslim untuk istiqomah dan semangat dalam beribadah kepada Allah SWT.

Dalam hadits, Nabi SAW juga berpesan agar tidak menjadi orang yang inkonsisten dalam beribadah.

حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَبْدَ اللَّهِ لَا تَكُنْ مِثْلَ فُلَانٍ كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ

Dalam riwayat Abdullah bin Amr bin Ash RA, Rasulullah SAW berkata kepadanya, "Wahai Abdullah, janganlah kamu seperti fulan, yang dia biasa mendirikan sholat malam namun kemudian meninggalkan shalat malam." (HR Bukhari)

Dalam hadits Aisyah RA, Nabi SAW juga mengingatkan untuk mengerjakan amalan secara terus-menerus, meski jumlahnya sedikit.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ قَالَ وَكَانَتْ عَائِشَةُ إِذَا عَمِلَتْ الْعَمَلَ لَزِمَتْهُ

Dari Aisyah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus (dilakukan) meskipun sedikit." (HR. Muslim)

Karena itu, seorang Muslim juga perlu memperhatikan keberlanjutan dari ibadah yang dilakukannya. Sebab amalan yang paling disukai Allah adalah yang terus menerus, walaupun jumlahnya sedikit. Salah satu contohnya, seorang Muslim dapat membaca Alquran cukup 1 atau setengah halaman, tetapi dilakukan setiap hari setelah sholat Subuh.

"Jika tidak dapat melakukan sesuatu, maka kerjakanlah apa yang bisa, karena Anda tidak boleh meninggalkan kebaikan," kata Syekh Jum'ah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement