REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menyusul kenaikan harga beras di tingkat konsumen, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana, meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) memantau perbedaan harga beras kualitas medium.
Sebab harga beras mutu sedang ini terpantau berbeda di tiap-tiap daerah dan harganya bahkan cukup tinggi setidaknya di lima kabupaten/kota, seperti di Kota Tegal, Kota Magelang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Temanggung.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP), harga rata-rata beras medium di Jateng rata-rata berada di level Rp 12.679 per kilogram.
Namun di wilayah Kota Tegal, Kota Magelang, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Kendal, harga beras mutu sedang ini sudah mencapai Rp 13.500 per kg.
“Sementara di Kabupaten Temanggung mencapai Rp 13.333 per kg,” ungkapnya, usai menghadiri pertemuan High Level Meeting TPID, di Kantor Bank Indonesia Perwakilan Semarang, di Kota Semarang, Selasa (19/9).
Nana menuturkan, perbedaan harga juga terjadi untuk harga beras kualitas premium, yang berada di angka Rp 14.011 per kg. Tetapi di Kota Tegal dan Kabupaten Boyolali, beras kualitas premium ini mencapai Rp 15 ribu per kg.
Sementara harga beras kualitas premium di Kabupaten Purworejo Rp 14.833 per kg, Kabupaten Cilacap Rp 14.750 per kg, dan di wilayah Kota Surakarta mencapai Rp 14.667 per kg.
“Saya minta, ini harus dicari tahu apa sebabnya dan di sinilah kebersamaan kita, mengapa di Kendal, Magelang, Brebes, dan Temanggung ini tinggi dari yang lain,” jelas dia.
Maka tidak hanya TPID, Satgas Pangan dari Polda Jateng juga bisa turun ke lapangan, kemudian Dinas Ketahanan Pangan harus ikut mengevaluasi dan menganalisa persoalan ini.
Bahkan tidak cukup hanya mengamati, tetapi mesti mengambil langkah-langkah nyata dan semua yang tergabung dalam TPID harus optimal dalam upaya menurunkan inflasi di tengah masyarakat.
“Saya minta betul-betul dicek dan tim TPID secara konkrit melakukan penurunan inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga beras di level konsumen (masyarakat) ini,” jelasnya.
Terkait ketersediaan beras, masih kata Nana, Bulog Jateng terus melakukan percepatan penambahan pasokan beras dan diharapkan pada Desember 2023 nanti, diperkirakan masih ada sisa stok 96 ribu ton.
Sementara itu Cadangan Beras Pemerintah Provinsi (CBPP) Jateng di posisi September 2023 mencapai 150 ton setara beras, yang siap didayagunakan untuk mengatasi kekurangan pangan di tengah masyarakat.
Dalam hal pendistribusian beras, antara Bulog dan Dinas Ketahanan Pangan saling bekerja sama dan berkoordinasi. “Tujuannya agar tidak ada ‘penumpukan’ dalam mendistribusikan bantuan beras,” ungkap dia.