REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tradisi yang berjalan di kalangan bangsa Arab adalah mereka mencari wanita-wanita yang bisa menyusui anak-anaknya. Sebagai langkah untuk menjauhkan anak-anak itu dari penyakit, agar tubuh bayi menjadi kuat, otot-ototnya kekar dan agar keluarga yang menyusui bisa melatih bahasa Arab dengan fasih.
Maka, Abdul Muththalib mencari wanita dari Bani Sa'd bin Bakr agar menyusui cucunya, Nabi Muhammad kecil, yaitu Halimah bin Abu Dzu aib, dengan didampingi suaminya, Al-Harits bin Abdul Uzza berjuluk Abu Kabsyah, dari kabilah yang sama.
Halimah bisa merasakan berkah yang dibawa Nabi Muhammad sehingga bisa mengundang decak kekaguman. Inilah penuturannya, sebagaimana dikatakan Ibnu Ishaq dalam buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurahman Al Mubarakfur.
Bahwa Halimah pernah berkisah, suatu kali dia pergi dari negerinya bersama suaminya dan anaknya yang masih kecil dan disusuinya, bersama beberapa wanita dari Bani Sa'd. Tujuan mereka adalah mencari anak yang bisa disusui.
Pada masa peceklik, tak banyak kekayaan mereka yang tersisa. Halimah kemudian pergi sambil naik keledai betina berwarna putihnya dan seekor unta yang sudah tua dan tidak bisa diambil susunya lagi walau setetes.
Sepanjang malam mereka tidak pernah tidur karena harus meninabobokan bayi yang terus-menerus menangis karena kelaparan. Air susunya juga tidak bisa diharapkan. Meski demikian, mereka tetap masih mengharapkan adanya uluran tangan dan jalan keluar.
Halimah pun pergi sambil menunggang keledai betina dan hampir tak pernah turun dari punggungnya, sehingga keledai itu pun semakin lemah kondisinya. Akhirnya, rombongan tiba di Makkah dan langsung mencari bayi yang bisa disusui.