REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bakal Calon Presiden (Bacapres) Prabowo Subianto menanggapi soal tudingan yang menyebut bahwa dirinya mewajarkan politik uang. Bacapres yang diusung Koalisi Indonesia Maju itu pun membantah hal tersebut.
"Sama sekali tidak (mewajarkan politik uang). Anda harus tahu maksud saya tidak boleh ada politik uang, tapi kenyataannya kan orang yang istilahnya menghalalkan segala cara akan melakukan. Nah ini kita harus mendidik rakyat untuk tidak terpengaruh," ungkapnya.
Prabowo melanjutkan, jika ada pihak yang membagi-bagikan uang, sebaiknya masyarakat tidak menerima uang tersebut. Akan tetapi ia memahami bahwa masih banyak masyarakat yang hidupnya susah, oleh karena itu tak masalah menurutnya apabila menerima uang tersebut. Hanya saja Prabowo mengajak masyarakat untuk tetap memilih sesuai dengan kehendaknya.
"Maksudnya itu beri uang kan untuk membeli membeli dukungan, membeli kesetiaan, membeli itu kan sama dengan menyogok. Nah kalau dikasih uang tapi tidak mau diikuti dia patah tujuannya," ucapnya.
Prabowo sependapat bahwa biaya politik di Indonesia sangatlah tinggi. Karena itu ia berharap para pakar bisa memikirkan sistem pemilihan pemimpin yang tidak memerlukan biaya mahal.
"Mari kita belajar, kalau kita belajar di negara-negara lain negara lain ya pemerintah yang banyak ambil alih biaya untuk politik. Kemudian sistemnya dibuat supaya tidak mahal ini yang saya inginkan," kata dia.