Rabu 20 Sep 2023 14:14 WIB

Kemenkes Soroti Bioteknologi untuk Mendeteksi Risiko Penyakit  

Kemenkes berhasil menjangkau lebih dari 105 juta masyarakat lewat aplikasi SATUSEHAT.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Erik Purnama Putra
Gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Kuningan, Jakarta Selatan.
Foto: Dok Setkab
Gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Kuningan, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI selalu terus berupaya mengembangkan inovasi teknologi di layanan kesehatan masyarakat. Kali ini, Kemenkes menggandeng para inovator Indonesia, untuk fokus mengembangkan bioteknologi hingga kesehatan perempuan.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menekankan, investasi di sektor teknologi kesehatan dan bioteknologi tidak hanya memberikan prospek bisnis, tetapi juga memperkuat ketahanan kesehatan Indonesia dan memberikan nilai tambah pada layanan kesehatan. 

Melalui pemanfaatan teknologi, Kemenkes telah berhasil menjangkau lebih dari 105 juta masyarakat lewat aplikasi SATUSEHAT. Hal itu nantinya juga akan terintegrasi dengan seluruh fasilitas kesehatan, bertujuan untuk membangun sistem informasi kesehatan nasional.

"Fokus saya adalah memastikan kita dapat mencapai layanan kesehatan yang lebih mudah diakses, berkualitas tinggi, dan biaya yang lebih terjangkau bagi semua orang," ucap Budi dalam diskusi panel bersama para pimpinan inovasi di Indonesia, bertajuk Industry Collaboration to Leapfrog Indonesia's Healthcare Transformation di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Budi menekankan, pihaknya juga terbuka berkolaborasi dengan pihak swasta, dan pemerintah akan mengatur regulasi untuk memfasilitasi investor. "Di acara ini, kita dapat mengeksplorasi inovasi terbaru dan melihat potensi-potensi investasi demi pelayanan kesehatan Indonesia yang lebih baik," kata Budi.

Dalam diskusi panel yang diadakan oleh Foundry Mixer Healthcare tersebut, dipaparkan pula inovasi teknologi terkini di bidang kesehatan. Seperti Founder & CEO Asa Ren, Aloysius Liang, menjelaskan bagaimana bioteknologi seperti data DNA menjadi salah satu aspek penting dalam sektor kesehatan.

Asa Ren merupakan perusahaan data DNA pertama di Indonesia, dengan bioinformatika terlengkap di Asia Tenggara. Melalui tes DNA yang dapat diuji dari anak-anak hingga orang dewasa, semua orang dapat melihat berbagai informasi penting.

"Termasuk di antaranya kecenderungan risiko kesehatan, kebiasaan dan diet, ancestry insights, serta informasi lainnya," ucap Aloysius.

Sementara Founder & CEO Filmore, Gitta Amelia menjelaskan bagaimana pihaknya berupaya untuk menjawab isu-isu yang sangat serius dalam kesehatan perempuan.

"Melalui teknologi, data, dan berbagai produk-produk kewanitaan yang sudah merambah di pasar online maupun ritel, Filmore telah berhasil membantu puluhan ribu perempuan di Indonesia," ujar Gitta juga dalam kesempatan yang sama.

Diskusi panel tersebut dapat melihat masa depan yang menjanjikan bagi layanan kesehatan Indonesia. Sebab, dari sudut pandang keuangan dan investasi, Indonesia telah berhasil menarik perhatian para investor global di antara negara-negara Asia Tenggara lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement