Rabu 20 Sep 2023 14:45 WIB

Zelenskyy Tuduh Rusia Gunakan Makanan, Energi, dan Anak-Anak sebagai Senjata

Zelensky menunjuk pada krisis pangan dan bahan bakar.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Selasa (19/9/2023), Rusia menjadikan segalanya senjata, mulai dari makanan, energi, hingga anak-anak yang diculik dalam perang
Foto: AP Photo/Francisco Seco
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Selasa (19/9/2023), Rusia menjadikan segalanya senjata, mulai dari makanan, energi, hingga anak-anak yang diculik dalam perang

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Selasa (19/9/2023), Rusia menjadikan segalanya senjata, mulai dari makanan, energi, hingga anak-anak yang diculik dalam perang melawan Ukraina. Dia memperingatkan para pemimpin dunia bahwa hal yang sama dapat terjadi pada mereka.

“Ketika kebencian dijadikan senjata terhadap suatu negara, kebencian tidak akan pernah berhenti sampai di situ,” kata Zelenskyy pada pertemuan tingkat tinggi tahunan Majelis Umum PBB.

Baca Juga

“Tujuan perang saat ini melawan Ukraina adalah untuk mengubah tanah kami, rakyat kami, kehidupan kami, sumber daya kami menjadi senjata melawan Anda, melawan tatanan berbasis aturan internasional," ujarnya.

Zelensky menunjuk pada krisis pangan dan bahan bakar. Dia menyoroti penculikan terhadap setidaknya puluhan ribu anak-anak yang diambil dari Ukraina setelah invasi Moskow.

“Anak-anak di Rusia diajarkan untuk membenci Ukraina, dan semua ikatan dengan keluarga mereka terputus. Dan ini jelas merupakan genosida,” kata Zelenskyy dalam sambutannya yang berdurasi 15 menit.

Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada Maret untuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan pejabat lainnya. Surat ini menuduh mereka menculik anak-anak dari Ukraina. Para pejabat Rusia membantah adanya pemindahan paksa anak-anak dan mengatakan beberapa anak Ukraina berada di panti asuhan.

Rusia mendapat kesempatan untuk berpidato di Majelis Umum pada Sabtu (23/9/2023). Wakil Duta Besar Rusia di PBB Dmitry Polyansky tetap duduk di kursi selama pidato Zelensky.

“Apakah dia berbicara? Saya tidak memperhatikan dia berbicara. Aku sedang menggunakan ponselku,” ujar Polyansky sambil tersenyum masam ketika Associated Press menanyakan reaksinya terhadap pidato tersebut.

Perang di Ukraina telah memperparah gangguan pasokan global yang disebabkan oleh pandemi. Kondisi ini mendorong lonjakan besar harga pangan dan energi, mengguncang perekonomian global, dan meningkatkan kesulitan di banyak negara berkembang.

Saluran pasokan energi ke Eropa yang sudah berlangsung puluhan tahun dari Rusia menjadi produsen minyak dan gas utama harus terhenti. Invasi tersebut semakin berdampak karena sanksi, perselisihan dagang, penutupan saluran pipa, dan dorongan besar dari negara-negara Barat untuk mencari sumber alternatif.

Baik Rusia dan Ukraina juga merupakan eksportir biji-bijian utama. Rusia menarik diri dari perjanjian yang mengizinkan pengiriman biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam pada Juli lalu. 

 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement