Rabu 20 Sep 2023 15:58 WIB

Jaga Harga Bawang Merah, Badan Pangan Dorong Kerja Sama Lintas Daerah

Arief juga mendorong kolaborasi BUMN pangan sebagai offtaker.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Petani menjemur bawang merah di Kampung Jombang Masigit Kota Cilegon, Banten, Selasa (4/7/2023).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Petani menjemur bawang merah di Kampung Jombang Masigit Kota Cilegon, Banten, Selasa (4/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendorong terbangunnya kolaborasi antardaerah dalam menjaga stabilitas harga bawang merah baik di tingkat petani maupun konsumen. Hal tersebut diungkapkan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam kunjungannya ke petani bawang merah pada Selasa (19/9/2023) di Brebes, Jawa Tengah.

"Kerja sama antardaerah harus terbangun untuk memastikan produk pangan seperti bawang merah dapat terserap oleh pasar sehingga stabilitas harganya juga terjaga. Karena itu, perlu pemetaan di setiap daerah terkait produksi dan kebutuhannya. Hari ini saya di Brebes melihat produksi bawang merah petani yang luar biasa. Ini perlu penyerapan yang baik sehingga harga di tingkat petani tidak anjlok," ujar Arief. 

Baca Juga

Selain kerja sama antardaerah, Arief juga mendorong kolaborasi BUMN pangan sebagai offtaker dan menyerap produksi petani dengan harga yang baik. Menurutnya, upaya ini penting dilakukan untuk melindungi petani bawang merah dari risiko kerugian dan menjaga petani tetap semangat untuk berproduksi.

"Kita membutuhkan para pelaku usaha dan BUMN di bidang pangan yang menyerap hasil petani dengan harga baik Jadi jika modalnya 11 ribu hingga 12 ribu jangan dibeli 10 ribu, jadi harus dibeli minimal 15 sampai 20 ribu. Di sini berlebih, bawang dijual 10 sampai 15.000 sedangkan di daerah lain harga bawang masih ada yang di atas 30.000 artinya ini potensi yang baik untuk membangun kerja sama antara daerah dengan peran kuat dari pelaku usaha dan juga BUMN pangan, jadi petani kita haru bantu sehingga harganya juga wajar." ungkapnya. 

Arief juga menekankan pentingnya nilai tambah produk bawang merah sehingga memiliki daya saing yang baik di pasaran. Karena itu, pihaknya mendukung produk-produk turunan bawang merah  yang dikelola oleh kelompok tani untuk terus dikembangkan. 

“Saya melihat potensi pengembangan komoditas bawang merah Brebes sungguh luar biasa. Kita mendorong hilirisasi bawang merah dengan meningkatkan added value melalui produk turunan seperti bawang goreng, bawang crispy, tepung bawang merah hingga diolah menjadi pasta sehingga berkembang dan memberi manfaat lebih kepada peningkatan kesejahteraan petani," ujar Arief. 

Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), Dian Alex Chandra mendukung upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas bawang merah dengan mengoptimalkan peran BUMN pangan sebagai offtaker

"Pemerintah bisa menunjuk BUMN pangan untuk menyerap hasil panen petani pada saat harga jatuh, silakan dikerjasamakan dengan ABMI karena kita tahu daerah mana yang surplus daerah mana yang minus sehingga di daerah yang surplus itu kita beli untuk ditampung dengan harga di atas harga pokok produksi jadi petani tidak dirugikan dan end user atau konsumen juga membeli tidak terlalu mahal pada saat kosong atau langka," ujarnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement