Rabu 20 Sep 2023 17:04 WIB

UT: Indonesia Berpotensi Masuk Tiga Besar Negara Ekonomi Hijau Dunia

Jika RI mengandalkan industri konvensional, sulit mengejar ketertinggalan.

Red: Fuji Pratiwi
Kampus Universitas Terbuka di Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.
Foto: Dok UT
Kampus Universitas Terbuka di Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Ekonomi Pembangunan Universitas Terbuka (UT) Dr Erlambang Darmanto mengatakan Indonesia berpotensi masuk ke dalam jajaran tiga besar negara dengan ekonomi hijau di dunia.

 "Kalau basis manufaktur kita berupa ekonomi hijau dan kelautan, maka kita bisa menjadi tiga besar negara di dunia. Kalau manfaatkan potensi yang ada," kata Erlambang saat ditemui di Kampus UT, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (20/9/2023).

Baca Juga

Erlambang mengatakan Indonesia harus memaksimalkan potensi ekonomi hijau dan biru yang ada. Sebab jika hanya mengandalkan industri konvensional, maka akan sulit mengejar ketertinggalan negara lainnya.

Menurutnya, Cina beserta sejumlah negara maju lainnya telah berada sepuluh tahun di depan Indonesia dalam hal industri konvensional. Selain itu sejumlah permasalahan terkait lingkungan juga menjadi hal urgen dalam pengembangan industri ekonomi hijau di Indonesia.

"Indonesia saat ini berada di urutan kedua dunia terkait penyumbang sampah laut," ujar Erlambang.

UT mengadakan Seminar Internasional tentang Bisnis, Ekonomi, Sains Sosial, dan Teknologi ke-6 (ISBEST) yang membahas tentang perkembangan ekonomi hijau dan biru di Indonesia. Dalam seminar tersebut Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (Seskemenkop UKM) Arif Rahman Hakim mengatakan, ekonomi hijau memiliki peluang lebih besar di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Melalui ekonomi hijau, Arif memproyeksikan akan terdapat peluang usaha senilai Rp 10,1 triliun pada 2030, 40 juta lapangan kerja baru, serta dapat meningkatkan investasi sebesar Rp 642 triliun di Indonesia pada 2030.

Selain itu, kata dia, ada penelitian yang melaporkan pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia mencakup tiga fokus utama yaitu strategi dan layanan profesional dengan potensi pasar mencapai 46 miliar dolar AS pada 2030, solusi untuk mengoptimalkan intensitas gas rumah kaca dengan potensi pasar 350 miliar dolar AS pada 2030, serta kompensasi emisi dengan potensi pasar mencapai 3,5 miliar dolar AS pada 2030.

"Wirausahawan muda Indonesia memiliki peluang besar guna mendukung ekonomi hijau dan patut dijadikan sebagai target yang baik dilakukan," kata Arif.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement