Rabu 20 Sep 2023 20:31 WIB

Uni Eropa Rayu Cina Agar Mau Mendorong Perdamaian Ukraina-Rusia

Cina abstain dalam pemungutan suara terkait konflik Rusia-Ukraina di Majelis Umum PBB

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Uni Eropa.
Foto: Anadolu Agency
Bendera Uni Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel meminta Cina secara langsung di Dewan Keamanan PBB untuk berbuat lebih banyak mendorong perdamaian dengan merayu Rusia menuju "perdamaian yang adil" di Ukraina. Hal ini menurut rancangan pidato Michael yang dilihat Reuters di sidang UNGA (Majelis Sidang Umum PBB).

Pada pertemuan Dewan Keamanan yang diadakan pada hari Rabu (20/9/2023), dalam sidang tahunan Majelis Umum PBB di New York, Michel akan menyerukan "perdamaian yang adil yang menghormati Piagam PBB dan prinsip-prinsip intinya - integritas teritorial sebuah negara yang berdaulat."

Baca Juga

Michel kemudian akan berpaling langsung kepada delegasi Cina untuk pesannya itu. "Sebagai negara yang bertanggung jawab, mari kita bergabung bersama - untuk membujuk Rusia mengakhiri perang kriminal yang merugikan banyak orang ini," tulis draf tersebut.

Wakil Presiden Cina Han Zheng yang berada di New York untuk menghadiri pertemuan tahunan para pemimpin dunia untuk UNGA, saat ini diperkirakan akan menghadiri pertemuan dewan beranggotakan 15 negara, kata para diplomat.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy juga diperkirakan akan menghadiri pertemuan dewan tersebut. Cina abstain dalam pemungutan suara di Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 negara, yang dengan tegas menuntut Moskow menarik pasukannya dari Ukraina dan menghentikan pertempuran. 

Rusia menginvasi negara tetangganya itu sejak Februari 2022 lalu. Namun, sikap abstain Cina tampaknya mencerminkan upaya untuk tetap berada di pagar diplomatik atas perang di Ukraina selama ini. 

Beijing mengatakan bahwa kedaulatan dan integritas teritorial semua negara harus dihormati, tetapi - dalam sebuah anggukan pada kegelisahan Rusia tentang NATO - Cina percaya bahwa semua masalah keamanan harus ditangani. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement