REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Bidang Ilmiah Ikatan Ahli Urologi Indonesia Dr Lukman Hakim, SpU(K), MARS, PhD, mengatakan, kista ginjal secara umum sifatnya jinak, bukan kanker sehingga tidak perlu diapa-apakan. "Kista ginjal secara umum itu sifatnya jinak, tidak perlu diapa-apakan. Jadi kista itu benjolan yang isinya air bukan padat," ujar dia dalam sebuah acara yang digelar daring, Rabu (20/9/2023).
Lukman yang menjabat sebagai Kepala Staf Medik Urologi Rumah Sakit Universitas Airlangga itu mengatakan pada kondisi kista yang jumlahnya banyak, bisa muncul di kedua ginjal dan bahkan organ lain seperti liver, pankreas dan lainnya.
"Ini juga merupakan kondisi genetik, tetapi bukan kanker. Jadi kalau kista ginjal yang terjadi bersamaan di liver atau organ-organ lain, dan isinya air bukan padat maka kista ginjal merupakan kondisi yang genetik. Tetapi sebagian besar bukan kanker," kata dia.
Merujuk data, kista ginjal biasanya tidak menimbulkan gejala. Namun jika kista pada ginjal tumbuh cukup besar, gejalanya mungkin meliputi nyeri tumpul di punggung atau samping, demam dan sakit perut bagian atas.
Risiko seseorang terkena kista ginjal meningkat seiring bertambahnya usia. Walaupun begitu, kista bisa terjadi pada usia berapapun dan lebih sering terjadi pada pria.
Kista ginjal terkadang dapat menyebabkan komplikasi, termasuk kista yang terinfeksi sehingga menyebabkan demam dan nyeri, kemudian kista ginjal yang pecah menyebabkan nyeri hebat di punggung atau samping. Terkadang kista yang pecah juga dapat menyebabkan darah dalam urine. Selain itu, kista ginjal yang menghalangi aliran urine dapat menyebabkan pembengkakan ginjal dan aliran urine tersumbat.
Menurut Lukman, hanya sebagian kecil kista ginjal yang di kemudian hari menjadi kanker semisal kanker ginjal. Berbeda dengan kista ginjal, kanker ginjal merupakan benjolan padat di ginjal dan pada stadium yang sudah lanjut bisa juga menyebar pada liver dan organ tubuh lainnya seperti paru, tulang maupun otak.