REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Teknologi di balik kartu SD didasarkan pada memori flash. Memori flash menyimpan informasi dengan aman bahkan tanpa catu daya.
Meskipun begitu, dilansir PC World, Kamis (21/9/2023), teknologi ini pun ada batasnya. Muatan listrik yang disimpan dalam sel memori, yang mewakili data kita, dapat menjadi tidak stabil seiring berjalannya waktu.
Ini berarti kartu SD dapat kehilangan isinya, yang pada akhirnya menyebabkan hilangnya data dalam kasus terburuk. Namun berapa lama hal ini akan terjadi?
Menurut standar memori flash, yang juga dirujuk oleh produsen kartu SD, sel memori harus mampu menyimpan data setidaknya selama 10 tahun pada suhu 55 derajat celcius. Kedengarannya meyakinkan pada awalnya, namun dalam praktiknya ada faktor lain yang berperan.
Faktor-faktor tersebut antara lain kualitas kartu, intensitas penggunaan, dan kondisi lingkungan. Semua ini memengaruhi masa pakai kartu SD yang sebenarnya.
Misalnya, seringnya menulis dan menghapus data, suhu tinggi, bahkan kelembaban dapat mempercepat proses penuaan sel memori. Kartu yang lebih murah dan terbuat dari komponen yang kurang kuat sering kali terkena dampaknya.
Sulit untuk memberikan jawaban menyeluruh atas pertanyaan tentang berapa lama kartu SD akan bertahan. Hal ini bergantung pada banyak faktor, mulai dari kualitas kartu hingga jenis penggunaan dan kondisi lingkungan.
Beberapa pengguna melaporkan kartu yang masih berfungsi sempurna setelah beberapa tahun disimpan di laci. Yang lain mengalami bahwa kartu SD yang digunakan secara intensif akan hilang setelah beberapa saat.
Jadi kesimpulannya tetap, yaitu kartu memori SD adalah alat yang luar biasa untuk penyimpanan dan transportasi data seluler. Namun, mereka bukanlah pilihan pertama untuk pencadangan data jangka panjang.
Untuk menghindari kehilangan data, sebaiknya selalu backup informasi penting di beberapa media. Karena walaupun secara teoritis kartu SD bisa bertahan hingga 10 tahun, kenyataannya mungkin berbeda karena berbagai faktor.
