REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak amalan ringan yang menjadi jalan untuk mendapat surga. Amalan yang sederhana tapi penuh makna dan harus rutin diamalkan setiap hari.
Amalan yang sederhana, tapi dirutinkan, akan menjadi besar. Menjadi energi yang menghidupkan cahaya di hati pengamalnya. Dua amalan sederhana itu dijelaskan oleh Pengurus Bidang Dakwah MIUMI Yogyakarta, Nanung Danar Dono menyebutkan,
Pertama, dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi SAW bersabda:
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beriktikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.” (HR. Thabrani di dalam Al-Mu’jam Al-Kabir no. 13280, 12: 453).
Menolong saudara sesama muslim yang sedang kesusahan, membantu meringankan beban hidupnya, menghilangkan rasa laparnya, membayarkan hutangnya, mengangkat kesusahan dan beban permasalahan yang sedang membelit kehidupannya, serta membuat saudaranya berbahagia adalah amalan-amalan mulia bernilai surga. Orang yang mengamalkannya akan mendapatkan _reward_ (pahala) atas keikhlasan dalam melakukannya.
Maka mari kita niatkan untuk selalu dapat berbuat kebaikan dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang-orang di sekitar kita, berkualitas, yang bermartabat, yang orang-orang merasa senang saat kita berada di antara mereka.
Kedua,
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:
المؤْمِنُ يَأْلَفُ وَيُؤْلَفُ وَلاَ خَيْرَ فِيْمَنْ لاَ يَأْلَفُ وَلاَ يُؤْلَفُ وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Seorang mukmin itu adalah orang yang bisa menerima dan diterima orang lain, dan tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak bisa menerima dan tidak bisa diterima orang lain. Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Awsath, no. 5949).
Surga hanya diperuntukkan bagi orang-orang mukmin, yaitu hamba-hamba Nya yang hanya beriman kepada Allah. Tidak dikatakan beriman jika para tetangga dan orang-orang terdekat merasa tidak aman atau tidak nyaman dengan keberadaannya.
Maka mari kita evaluasi diri, apakah kita sudah masuk dalam kategori orang mukmin, yang orang-orang merasa senang dan bahagia saat kita berada di sekitar mereka.
Jika para tetangga merasa tidak suka, atau tidak nyaman dengan keberadaan kita, maka jangan-jangan kita belum termasuk golongan mukmin yang berhak merasakan surga.