REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pejabat Biro Cuaca di Cina telah meningkatkan peringatan mengenai hujan lebat dan angin kencang di beberapa wilayah. Hal itu sebagaimana dilaporkan, media pemerintah pada Rabu (20/9/2023), sehari setelah angin puting beliung yang dahsyat meluluhlantakkan provinsi Jiangsu di bagian timur, dan menewaskan 10 orang.
Insiden terbaru dalam beberapa pekan terakhir disebabkan cuaca yang merusak dan mematikan. Kondisi ini mendorong pihak berwenang untuk meminta kewaspadaan terhadap angin kencang di daerah-daerah pesisir dekat Laut Kuning di lepas pantai Jiangsu.
Angin tornado pada Selasa (19/9/2023), berlangsung singkat namun dahsyat, dengan gambar-gambar di media sosial yang menunjukkan mobil-mobil yang berterbangan dan terbalik. Selain itu kabel listrik yang bertumbangan dan puing-puing yang beterbangan, sebagian besar mengotori jalan-jalan di Suqian, sebuah kota di bagian utara provinsi tersebut.
"Saya sedang berada di depan pintu dan menyaksikan angin, perangkat energi surya, dan pohon-pohon beterbangan di udara," tulis salah satu pengguna platform media sosial populer Weibo. "Selama dua menit, saya tercengang."
Penyiar CCTV mengatakan dua daerah di provinsi ini terkena dampaknya - Suqian dan Yancheng. Lima orang tewas dan empat lainnya terluka parah ketika angin puting beliung tiba-tiba menghantam daerah padat penduduk pada pukul 17:20 (2120 GMT) di Suqian, merusak 1.646 rumah dan menyebabkan berhektar-hektar tanaman hancur.
"Tornado kemudian menerjang Yancheng, menewaskan lima orang dan melukai empat orang lainnya," kata CCTV.
Peringatan cuaca juga dikeluarkan pada hari Rabu (20/9/2023), untuk wilayah barat daya Chongqing, beberapa daerah di barat daya Guizhou, Hunan selatan, Anhui timur dan Hubei tengah.
Hujan deras baru-baru ini melanda wilayah tenggara Cina, menyebabkan evakuasi besar-besaran, tanah longsor, dan kematian akibat badai yang tak henti-hentinya yang dibawa oleh sisa-sisa Topan Haikui.