REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi akan tetap terkendali dan rendah. Gubernur BI Perry Warjiyo juga memproyeksikan inflasi pada 2024 akan lebih rendah.
"Kami yakin inflasi terkendali tiga persen (tahun ini) dan tahun depan bisa turun 2,8 persen pada akhir 2024," kata Perry dalam konferensi pers RDG Bulanan BI September 2023, Kamis (21/9/2023).
Perry memastikan BI tidak hanya mencermati dari data Badan Pusat Statistik (BPS). Selain itu juga dari data pemantauan harga komoditas dari 46 kantor BI.
Begitu juga dengan mengantisipasi harga beras. Perry menuturkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sudah memutuskan untuk mempercepat bantuan sosial dalam bentuk beras dari sebelumnya November menjadi September 2023. Selain itu juga penambahan stok beras.
"Setidaknya untuk kebutuhan tiga bulan ke depan bahkan untuk kuartal pertama tahun depan kebutuhan beras terpenuhi," ucap Perry.
Inflasi IHK Agustus 2023 tercatat 3,27 persen secara tahunan sehingga tetap berada di dalam sasaran 3,0 plus minus satu persen. Inflasi inti tercatat sebesar 2,18 persen secara tahunan yang lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,43 persen.
BI juga mencatat, kelompok volatile food tetap terkendali sebesar 2,42 persen secara tahunan sejalan dengan kesuksesan GNPIP di berbagai daerah dalam mengendalikan harga pangan. Inflasi kelompok administered prices terus menurun menjadi 8,05 persen secara tahunan yang lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 8,42 persen.
Perry memastikan Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan mempererat sinergi dengan pemerintah pusat dan daerah dalam TPIP dan TPID untuk mngendalikan inflasi. Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran 3,0 plus minus satu persen pada sisa tahun 2023 dan 2,5 plus minus satu persen pada 2024.