REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transformasi digital yang dilakukan BPJS Kesehatan mendapat perhatian dalam forum penggiat IT (Information Technology), Forum International Dreamforce di San Fransisco, Amerika Serikat. Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan, berkesempatan berbicara dalam kegiatan Dreamforce 2023 dan membagikan pengalaman dalam menjalankan Transformasi Digital khususnya Visualisasi Data dalam layanan jaminan kesehatan melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia.
Penggunaan Interactive Dashboard tersebut memiliki dampak sosial serta meningkatkan coverage dan engagement dengan seluruh Stakeholder. Dari 1.500 lebih pembicara yang hadir, Edwin menjadi pembicara pertama kalinya dan satu-satunya dari Indonesia di Forum International Dreamforce sejak pertama kali diadakan pada tahun 2003.
”Pemanfaatan teknologi berbasis data yang dikembangkan BPJS Kesehatan sangat berperan dalam memperkuat layanan kesehatan di Indonesia. Terlebih, negara ini memiliki lebih dari 17 ribu pulau serta jumlah penduduk yang tidak sedikit mencapai 270 juta jiwa,” kata Edwin Rabu (13/09) lalu.
Edwin juga memaparkan pentingnya analisis data dalam mengelola Program JKN. Dia berbagi pengalaman bagaimana teknologi telah digunakan untuk mengintegrasikan dan menganalisis data dari berbagai pemangku kepentingan dalam pengelolaan Program JKN dari pemerintah dan penyedia layanan kesehatan.
”Selain untuk menjalin dukungan dengan pemerintah dan akademisi, kami berkolaborasi melalui interoperabilitas sistem antar kementerian, seperti dengan Kementerian Dalam Negeri, untuk memastikan setiap peserta memiliki akses terhadap NIK yang masih berlaku, dengan Kementerian Kesehatan yang memanfaatkan data penduduk yang berhak dan dijamin iurannya oleh negara (penerima bantuan iuran). Kami juga menyediakan data sampel yang hingga saat ini terdapat 57 juta baris data sampel yang dirilis ke publik khususnya kepada akademisi atau peneliti. Harapannya data tersebut dapat digunakan dalam hal optimalisasi layanan,” kata Edwin menjelaskan.
Pemanfaatan data JKN ini juga dilakukan dalam rangka pencapaian cakupan kesehatan semesta atau universal health coverage (UHC). Salah satunya melalui pemanfaatan data oleh Pemerintah Daerah dalam Dashboard JKN Pemda. Pemda dapat mengakses data sesuai dengan wilayah kerjanya masing-masing misalnya memuat data capaian UHC, profil peserta JKN, fasilitas kesehatan yang bekerja sama jumlah kunjungan dan pemanfaatan layanan, diagnosa tertinggi, penyakit katastropik, dll.
Saat ini peserta program JKN mencapai 262 juta jiwa atau sekitar 94 persen penduduk Indonesia. Bisa dikatakan, cakupan kesehatan jaminan kesehatan yang dicapai Indonesia merupakan yang tercepat sekaligus terbesar di dunia. Untuk itu dalam mengelola jumlah peserta yang begitu besar serta tantangan lainnya, yaitu dari segi geografis dibutuhkan kebutuhan infrastruktur teknologi informasi yang mumpuni termasuk memperkuat analisis data.
”Kami juga memahami pentingnya literasi data dan bagaimana Duta BPJS Kesehatan telah dilatih untuk menganalisis dan memanfaatkan data program JKN untuk meningkatkan operasional yang lebih efisien dan efektif dalam sektor kesehatan,” tambah Edwin.
Edwin mengatakan, hampir 1 dekade implementasi teknologi informasi berbasis data dalam Program JKN ini telah menumbuhkan budaya kerja berbasis data. Sebagai contoh, verifikator dalam Program JKN kini lebih banyak bekerja menganalisis data khususnya dalam hal pemanfaatan layanan hingga pencegahan kecurangan dapat dilakukan lebih awal. Selain itu, pemanfaatan data ini juga membangun ekosistem JKN yang lebih kuat dan solid serta membangun transparansi dan keterbukaan untuk meningkatkan pelayanan kepada publik.
”Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan sektor kesehatan melalui inovasi teknologi informasi. Tentu kami berharap ke depan berbagai pengembangan dan pembaruan sistem kesehatan di Indonesia akan semakin baik terutama dalam upaya melaksanakan agenda transformasi digital untuk peningkatan mutu layanan kesehatan program JKN yang mudah, cepat dan setara bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Edwin.
Dreamforce merupakan salah satu konferensi IT tahunan terbesar di dunia. Dreamforce pada tahun ini diikuti lebih dari 45 ribu orang. Konferensi ini menghadirkan lebih dari 1.500 sesi, pameran, dan keynote speaker terkemuka dalam industri teknologi. Acara ini memberikan wawasan mendalam tentang inovasi terkini dalam teknologi informasi dan transformasi digital yang sedang berkembang.