REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol mengatakan bila Rusia membantu Korea Utara (Korut) memperkuat program senjata sebagai balasan atas bantuan perang di Ukraina. Maka hal itu merupakan 'provokasi langsung' dan Seoul tidak akan tinggal diam.
Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, Yoon mengatakan skenario itu akan mengancam perdamaian dan keamanan tidak hanya bagi Ukraina tapi juga Korsel.
Pernyataan Yoon disampaikan setelah Pemimpin Korut Kim Jong Un pulang dari kunjungan kenegaraan ke Rusia. Dimana ia dan Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji untuk meningkatkan kerja sama militer.
Program nuklir dan rudal Korut tidak akan ancaman nyat bagi Korsel. Tapi juga tantangan serius pada perdamaian di kawasan Indo-Pasifik dan seluruh dunia.