Jumat 22 Sep 2023 08:21 WIB

Pidato di PBB, Abbas: Mengapa AS dan Eropa Enggan Akui Palestina?

Abbas mempertanyakan AS dan Eropa enggan mengakui eksistensi Palestina

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mempertanyakan mengapa Amerika dan Eropa enggan mengakui eksistensi Palestina.
Foto: AP
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mempertanyakan mengapa Amerika dan Eropa enggan mengakui eksistensi Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Presiden Palestina Mahmoud Abbas mempertanyakan mengapa Amerika Serikat dan Eropa enggan mengakui eksistensi Palestina. Menurutnya, hal itu paradoks karena mereka selalu menyuarakan dukungan terhadap solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel.

“Saya tidak dapat memahami atau menerima bahwa beberapa negara, termasuk Amerika dan Eropa, enggan mengakui negara Palestina, yang telah diterima oleh PBB sebagai negara pengamat. Negara-negara ini setiap hari menegaskan dukungan mereka terhadap solusi dua negara, tapi mereka hanya mengakui satu di antara mereka, yaitu Israel. Mengapa?” kata Abbas saat berpidato di Majelis Umum PBB, Kamis (21/9/2023), dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.

Baca Juga

Pada kesempatan itu, Abbas mengutarakan keinginannya agar Palestina mendapat status keanggotaan penuh di PBB. Oleh sebab itu, dia menyerukan negara-negara yang belum mengakui negara Palestina untuk menyatakan pengakuannya. Sebab hal itu akan membantu Palestina dapat diterima sebagai anggota penuh di PBB.

“Apa bahayanya jika negara Palestina memperoleh keanggotaan penuh di PBB? Israel menikmati pengakuan internasional ini, meskipun Israel belum memenuhi persyaratan untuk bergabung dengan PBB, yaitu implementasi resolusi 181 (II) dan 194 (III),” ujar Abbas.

“Oleh karena itu kami menyerukan kepada organisasi Anda yang terhormat untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap Israel, sampai mereka memenuhi kewajibannya yang dinyatakan dalam pernyataan tertulis oleh menteri luar negeri Israel pada saat itu, Moshe Sharett. Permintaan kami adalah demi perdamaian dan keadilan, dan untuk menghormati hukum internasional, legitimasi internasional, dan organisasi terhormat ini,” tambah Abbas.

Abbas mengungkapkan, akibat kebijakan-kebijakan diskriminatif Israel terhadap warga Palestina, saat ini proses atau uapaya perdamaian mengalami kebuntuan. “Kami hadir di hadapan Anda untuk kembali mengajukan permohonan diadakannya konferensi perdamaian internasional, yang di dalamnya semua negara yang berkepentingan untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah akan berpartisipasi,” ucapnya.

Dia meminta PBB dan Sekretaris Jenderal PBB menyerukan serta melakukan pengaturan guna menyelenggarakan konferensi perdamaian tersebut. “Hal ini mungkin merupakan kesempatan terakhir untuk menyelamatkan solusi dua negara dan mencegah situasi menjadi lebih buruk, sehingga mengancam keamanan dan stabilitas kawasan dan seluruh dunia,” kata Abbas.

“Mereka yang berpikir bahwa perdamaian dapat terwujud di Timur Tengah tanpa rakyat Palestina menikmati hak-hak nasional mereka secara penuh dan sah, adalah keliru,” tambahnya.

Abbas juga menyerukan PBB menerapkan resolusi guna memberikan perlindungan bagi rakyat Palestina dari terus berlanjutnya agresi tentara Israel, termasuk aksi kekerasan oleh kelompok pemukim Yahudi ekstremis.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement