REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berikut ini adalah naskah khutbah Jumat yang menarik untuk disampaikan kepada publik.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي حَذَّ رُعْبِبَارَهُ مِنْ الْمَعَاصَى وَالْمُنْكَرِ وَالِاغْتِرَارِ وَرَغَّبَهُمْ فِي الِاسْتِعْدَادِ لِدَارِ الْقَرَارِ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الَّذِي يَخْلُقُ مَايِشَاءَ وَيَخْتَارُ . وَاشْهَدْ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ سَيِّدُ الْخَلَاءِقِ وَالْبَشْرِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نُورَالَانْوَارْ.
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إلَى دَارِ الْقَرَارِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا لِيهَا الْحَاضِرُونَ الْكِرَامُ أُوصِيكُمْ وَنَفْسَى بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُونَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ أَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Marilah kita bersama-sama memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Sehingga sampai detik ini, kita masih menjadi umat yang bermartabat. Umat sebaik-baik umat. Untuk mewujudkan rasa syukur tersebut, marilah kita selalu meningkatkan takwa kepada Allah. Sebab, takwa merupakan jembatan bagi kita untuk menggapai ridha dan kemuliaan di sisi-Nya.
Hadirin Jamaah Jumat rahimakumullah
Misi utama diutusnya nabi Muhammad ke muka bumi ini ialah untuk memperbaiki akhlak manusia. Syekh Yusuf al Qardhawi dalam bukunya kaifa nata'amal ma'a Al Qur'an menyebutkan , salah satu tujuan dari syariat Islam ialah untuk menyucikan hati manusia dan meluruskan akhlak. Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah, nabi bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.
Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus hanyalah untuk menyempurnakan (memperbaiki) akhlak manusia. (HR. Al. Baihaqi)
Dengan modal akhlak yang mulia, Islam bisa disebarkan di Jazirah Arab dalam tempo yang sangat singkat. Sangat tidak benar apa yang dikatakan kaum oriantalis, bahwa kekuatan Islam ditegakkan dengan pedang. Islam bisa tegak di muka bumi karena keluhuran akhlak dari para penyebarnya.
Kita bisa membaca sejarah bagaimana akhlak nabi, baik di Makkah atau Madinah. Berkat keagungan akhlak beliau, masyarakat bisa dengan mudah menerima ajaran yang dibawa oleh beliau. Kebenaran akan meresap cepat ke dalam hati sanubari, bila disampaikan dengan cara-cara yang santun, seperti yang dicontohkan nabi Muhammad SAW.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Berbicara mengenai moral saat ini, sungguh memprihatinkan. Bagaimana tidak, hampir setiap hari media cetak maupun elektronik mengabarkan kepada kita perihal kerusakan moral. Mulai dari tingkah laku para pemimpin hingga kenakalan remaja yang melebihi batas. Fenomena sosial yang terjadi saat ini sungguh diujung kehancuran. Padahal moralitas merupakan pranata yang paling utama untuk menata masyarakat.
Salah satu penyebabnya, moralitas dipahami secara teori belaka. Sudah berapa banyak seminar diadakan. Sudah seberapa sering pelatihan dilaksanakan. Dan sudah tak terbilang khutbah-khutbah diperdengarkan. Tapi semuanya seperti angin lalu. Tak ada imbas dan manfaatnya. Karena seruan itu dianggap formalitas belaka.
Jika nasihat-nasihat sudah tak dianggap, berarti kerusakan akhlak sudah mengerikan. Bukankah Allah SWT telah berfirman?
وَالْعَصْرِۙ . اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ . اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ .
Demi masa. sungguh, manusia berada dalam kerugian . kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. (Al Asr 1-3).
Lihat halaman berikutnya >>>