REPUBLIKA.CO.ID,PUTRAJAYA: Menteri di Departemen Perdana Menteri (Urusan Agama) Malaysia, Datuk Dr Mohd Na’im Mokhtar, berpesan agar umat Islam selalu menghormati harkat dan martabat seseorang. Muslim diimbau agar tidak mudah melontarkan tuduhan yang mempermalukan siapa pun, apalagi kepada pemimpin suatu negara.
Ia mengatakan, agama Islam sangat mementingkan harkat dan martabat manusia. Karena itu, hal ini harus terus dan tetap dijaga meski melibatkan musuh.
“Makanya Islam itu profesional dan mengingatkan kita untuk menahan lidah, menjaga harkat dan martabat, agar Allah menutupi aib kita,” ujar dia kepada media usai meresmikan Konferensi Regional Keluarga Islam 2023, dikutip di The Sun Daily, Jumat (22/9/2023).
Pernyataan tersebut diungkapkan Mohd Na'im, setelah diminta mengomentari pernyataan Anggota Parlemen, yang menuduh pemimpin tertinggi negara itu terlibat masalah moral.
Ia lantas menjelaskan apakah anggota parlemen yang terlibat, dapat dihukum karena melakukan qazaf (menuduh palsu seseorang melakukan perzinahan dan sodomi). Mohd Na'im mengatakan bahwa hal ini berada di bawah yurisdiksi pengadilan, dengan mempertimbangkan apakah ada laporan yang diajukan.
"Sama seperti hukuman atau pelanggaran lainnya, baik berdasarkan hukum perdata maupun syariah, pengaduan harus diajukan terlebih dahulu. Apabila pengaduan atau laporan polisi diajukan oleh pihak tertentu, maka seseorang dapat dikenakan tindakan perdata," lanjut Mohd Na'im.
Hal yang sama, kata dia, berlaku dalam hukum Syariah. Jika pengaduan diajukan ke otoritas agama, maka akan dilakukan penyelidikan. Setelah pembelaan dan argumen dari jaksa dan pembela didengar, pengadilan akan memutuskan apakah qazaf telah dilakukan.
Di sisi lain, dalam sambutannya terkait kegiatan tersebut, Mohd Na’im menyampaikan bahwa institusi keluarga harus dilindungi, diperkuat, diperkaya dan diberdayakan dari waktu ke waktu demi kesejahteraan umat.
Konferensi Regional Keluarga Islam di Malaysia ini digelar selama dua hari, mulai Kamis (21/9/2023) kemarin. Kegiatan tersebut merupakan yang pertama diadakan.
Harapannya, hal ini bisa dimanfaatkan sebagai platform untuk berbagi pandangan dan praktik terbaik, mengenai pendekatan dan inisiatif yang diterapkan oleh Brunei, Singapura, Indonesia dan Malaysia.
Fokusnya adalah menangani dan mengelola masalah keluarga, khususnya di kalangan umat Islam, untuk mencapai tujuan kesejahteraan masyarakat.
Sumber:
https://www.thesundaily.my/local/mohd-na-im-muslims-must-respect-the-dignity-of-others-AH11521735