REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Kamis (21/9/2023), hadir langsung di Parlemen AS untuk memohon kepada para anggota parlemen melanjutkan dukungan kepada Kiev dalam perang dengan Rusia. Permintaan Zelenskiy ini disampaikan langsung, di tengah-tengah keraguan Partai Republik mengenai apakah Kongres harus menyetujui putaran baru bantuan untuk Ukraina.
Setelah berusaha untuk mendapatkan dukungan internasional di PBB, Zelenskiy datang ke Washington. Kedatangan Zelenskiy dalam sebuah lawatan yang mencakup pertemuan dengan para pemimpin militer di Pentagon, Presiden Joe Biden, dan sebuah pidato pada malam hari di museum Arsip Nasional.
Meskipun kini Biden dan sebagian besar pemimpin kongres masih mendukung bantuan untuk Ukraina, namun Zelenskiy menghadapi massa yang lebih keras dibandingkan ketika ia mengunjungi Washington sembilan bulan yang lalu.
Mengenakan pakaian hijau militer untuk mencerminkan statusnya sebagai pemimpin masa perang, Zelenskiy memberikan pengarahan kepada seluruh Senat AS di Ruang Senat Lama yang bersejarah di Gedung Capitol. Zelenskiy menerima tepuk tangan meriah ketika hadir, demikian menurut sebuah posting di platform X oleh Senator Chris Murphy.
"Kami berdialog dengan baik," kata Zelenskiy kepada para wartawan di Capitol setelah pertemuan tersebut.
Zelenskiy mengatakan kepada para Senator bahwa bantuan militer sangat penting bagi upaya perang Ukraina, kata Pemimpin Mayoritas Chuck Schumer di ruang Senat setelah pengarahan, yang berlangsung secara tertutup.
"Jika kita tidak mendapatkan bantuan, kita akan kalah dalam perang," kata Schumer mengutip perkataan Zelenskiy.
Di Pentagon, Zelenskiy disambut oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan akan mengunjungi tugu peringatan serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Cukup sudah cukup
Serangan balasan militer Ukraina terus berlanjut dan Kongres melakukan perdebatan sengit mengenai pengeluaran bagi Kiev jelang kemungkinan shutdown pemerintah AS. Namun di sisi lain, semakin banyak anggota Partai Republik yang mempertanyakan miliaran dolar yang dikirim Washington ke Kiev untuk kebutuhan militer, ekonomi, dan kemanusiaan.
"Apa gunanya menghentikan bantuan sekarang ketika kita berada di titik balik dalam perang?" kata Schumer, seorang anggota Partai Demokrat, yang membidik para kritikus Partai Republik atas bantuan tersebut. "Sekarang bukan waktunya untuk berhenti membantu Ukraina."
AS telah mengirimkan sekitar 113 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan keamanan dan kemanusiaan untuk membantu pemerintah Zelenskiy sejak Rusia menginvasi pada Februari 2022.