REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka memperingati 100 tahun berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor, ribuan atau bahkan jutaan santri dan alumni Gontor akan melakukan sujud syukur secara luring maupun during pada 27 Septermber 2023 mendatang. Acara Sujud Syukur ini akan dipusatkan di Balai Pertemuan dan Masjid Jami’ Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo.
Wakil Ketua Panitia Peringatan 100 Tahun Gontor, Prof Husnan Bey Fananie menjelaskan, kick off peringatan 100 Tahun Gontor sendiri masih akan digelar pada 2026 mendatang. Sementara, pada 27-28 September mendatang merupakan peringatan Satu Abad Gontor dalam hitungan tahun hijriyah.
“Kita sudah satu abad dalam hitungan hijriyah. Karena itu, tahun ini kita akan mengadakan sujud syukur di pondok-pondok Gontor dan diikuti secara serentak oleh seluruh alumni di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri,” ujar Prof Husnan saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (22/9/2023).
Dia mengatakan, acara Sujud Syukur ini akan digelar di pondok pesantren yang didirikan alumni Gontor yang selama selama ini tergabung dalam forum pondok alumni Gontor. “Jadi kita melaksankan sujud syukur bersama di hari yang sama secara hybrid,” ucap Prof Husnan.
Berdasarkan susunan acara yang diterima, acara Sujud Syukur dan Pembukaan Peringatan 100 Tahun Gontor ini akan dimulai pukul 09.00 pagi. Dalam acara ini juga akan ada sambutan perwakilan dari ormas Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, yaitu Rais Aam PBNU dan Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Acara ini juga akan dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak dan juga Khattath Maroko, Syekh Belaid Hamidi. Mereka akan mengikuti acara seremonial hingga menjelang waktu Dzuhur.
Setelah sholat Dzuhur, barulah santri dan alumni Gontor akan melakukan sujud syukur secara berjamaah. Menurut Prof Husnan, sujud syukur ini tidak hanya akan dilakukan oleh santri Gontor putra, tapi juga santri Gontor putri.
“Intinya adalah kita mensyukuri Gontor sudah 100 tahun. Dalam satu abad ini banyak seklai ujian, banyak seklai keberhasilan, maupun apa-apa yang sudah dicapai Gontor. 100 tahun ini adalah satu abad pendewasaan Gontor sebagai sebuah lembaga pendidikan yang memiliki kualitas dan menjadi satu sistem yang luar biasa dalam pembentukan karakter bangsa,” kata Prof Husnan.
Pondok Modern Darussalam Gontor didirikan pada 20 September 1926 atau bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1345, dalam peringatan Maulid Nabi. Pesantren ini didirikan oleh tiga bersaudara yakni KH Ahmad Sahal (1901-1977), KH Zainuddin Fanani (1905-1967) dan KH Imam Zarkasyi (1910-1985).
Selama ini, sudah ada ribuan bahkan jutaan santri yang belajar di pesantren tua ini dan telah banyak berkiprah di tengah-tengah masyarakat. Selain menjadi tokoh masyarakat, banyak pula santri Gontor yang mendirikan pesantren.
Karena itu, peringatan satu abad ini tidak hanya akan dirayakan oleh santri Gontor pusat saja, tapi juga akan dirayakan oleh semua pesantren yang memakai sistem pendidikan pembangunan karakter ala Gontor.
“Tapi saya tidak berani mengira-ngira berapa yang akan ikut sujud syukur nanti, tapi kalau dihitung dari pondok pesantren alumni gontor saja, itu yang tercatat sudah ada 600-an. Kalau satu pesantren itu katakanlah paling sedikit seribu, mungkin bisa sejutaan lebih,” jelas Prof Husnan.
Bersamaan dengan acara sujud syukur ini, menurut dia, santri dan alumni gontor juga akan melakukan khataman Alquran, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. “Intinya syukuran kita ini adalah kick off dari semua kegiatan yang akan kita lakukan,” ujar Prof Husnan.
Pada awal atau pertengahan 2026 nanti, menurut dia, pihaknya juga juga akan menggelar Silaturrahim Nasional di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Selain itu, Gontor berencana menggelar Jambore Pramuka Pesantren dan Dunia Islam.
“Intinya adalah satu abad Gontor ini bukannya pesta, tapi kesyukuran buat umat Islam dunia dalam konteks pendidikan pembangunan karakter,” ucap Prof Husnan.
Tema yang diusung dalam peringatan 100 tahun Gontor ini adalah “Gontor Megnhadirkan Nilai-Nilai Islam, Membangun Peradaban Utama”. Prof Husnan berharap, di usianya yang ke-100 ini, Gontor bisa terus mempersiapkan generasi-generasi yang memiliki karakter kuat.
Menurut dia, jauh sebelum Indonesia merdeka, Gontor sudah memberikan sumbangsihnya berupa sistem pendidikan pembangunan karakter. Menurut dia, sistem dan pembangunan karakter inilah yang menjadi pegangan dalam membangun bangsa.
“Kita yang hidup hari ini belum tentu bisa sampai abad kedua nanti. Maka kita akan mempersiapkan generasi selanjutnya untuk membangnun kembali apa-apa saja yang bisa kita sumbangkan di abad kedua Gontor bagi Indonesia dan bangsa ini,” kata Prof Husnan.