Jumat 22 Sep 2023 21:29 WIB

Pemadaman TPA Sarimukti Sudah 90 Persen

Pemprov Jabar mengeklaim pemadaman TPA Sarimukti sudah mencapai 90 persen.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas menggunakan alat berat menguruk tanah untuk memadamkan api di TPA Sarimukti. Pemprov Jabar mengeklaim pemadaman TPA Sarimukti sudah mencapai 90 persen.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas menggunakan alat berat menguruk tanah untuk memadamkan api di TPA Sarimukti. Pemprov Jabar mengeklaim pemadaman TPA Sarimukti sudah mencapai 90 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Plh Sekretaris Daerah Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, proses pemadaman kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti sudah 90 persen. Menurutnya, tinggal beberapa titik api yang belum padam, sehingga diharapkan TPA Sarimukti dapat terkendali dalam waktu dekat.

“Sarimukti kalau kita lihat sekarang kebakaran di sana lebih dari 90 persen sudah padam. Tinggal sisa-sisa beberapa titik, dan saat ini kita dapat bantuan dari BNPB, teman-teman BPBD dan Satgas di lapangan,” ujar Setiawan seusai menghadiri Forum Guru Besar ITB di Gedung Balai Pertemuan Ilmiah ITB, Kota Bandung, Jumat (22/9/2023).

Baca Juga

Menurut Setiawan, Sarimukti sudah dapat membuka beberapa zona untuk menerima kiriman sampah yang tertunda selama kebakaran terjadi. Namun, daya tampung Sarimukti berkurang menjadi 50 persen. 

Dengan demikian, kata dia, pemerintah kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya harus mengurangi kiriman sampah sebanyak 50 persen, sedangkan 50 persen sisanya harus mulai diolah melalui program pemilahan sampah dari sumbernya.

“Pemerintah kabupaten/kota harus menahan atau mengurangi sampah yang akan dibawa ke Sarimukti sebanyak 50 persennya,” kata Setiawan.

“Yang 50 persennya tersebut adalah harus mulai program pengurangan dari sumber,” imbuhnya.

Setiawan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membakar sampah. Hal itu karena dapat menimbulkan masalah baru, seperti polusi udara.

Menurutnya, solusi yang dirancang pemerintah dalam menangani sampah ini adalah melalui program memilah sampah menuju zero waste. Kesuksesan program tersebut sangat membutuhkan kerja sama semua pihak, terutama masyarakat.

“Enggak boleh (membakar sampah). Karena kalau (sampah) dibakar itu menimbulkan masalah baru lagi, yaitu pencemaran udara,” kata Setiawan.

“Bagi (sampah) yang numpuk saat ini, memang masih bisa ditampung di Sarimukti. Tapi (sampah) yang baru harus dipilah dari sumber penghasil sampah, (seperti) rumah tangga. Kalau tidak begitu, kita tidak akan pernah selesai,” imbuhnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement