REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat berupaya konsisten melakukan pembangunan transportasi publik melalui konversi angkutan umum kota (angkot) 3:1 dengan bus Biskita Trans Pakuan dan reduksi 2:1. Pemkot berkomunikasi dengan badan hukum untuk memperlancar program tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Bogor Eko Prabowo, di Kota Bogor, Jumat (22/9/2023), mengatakan, penataan rute angkot di tengah kota yang dikonversi 3:1 dengan bus Biskita Trans Pakuan dalam komunikasi dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) setempat. "Kami sedang komunikasikan dengan Organda di kepemimpinan yang baru sekarang, masih ada lima trayek angkot yang bersinggungan dengan jalan di tengah kota. Ke depan angkot hanya penghubung di wilayah pinggir kota," kata Eko.
Eko menyampaikan komunikasi dengan pihak Organda dilakukan sebanyak tiga kali. Ketika aturan dilanggar ke depan, maka akan ada penegasan aturan dari Dinas Perhubungan.
Wali Kota Bogor Bima Arya ketika menjadi inspektur upacara pada Apel Peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2023 di Plaza Balai Kota Bogor, Kamis (21/9/2023) pagi, berpesan kepada seluruh jajaran Dishub agar terus konsisten membangun transportasi publik yang maju. "Agar transportasi terus maju dan bergerak maju yang diperlukan adalah konsistensi. Kota Bogor berikhtiar untuk membangun transportasi publik yang maju sejak 2014," ujar Bima Arya.
Ia mengatakan, konsistensi itu diuji apakah semua konsep, visi, gagasan bisa terus berjalan. Ia menegaskan jangan pernah dan jangan sampai konsistensi ini stagnan atau mundur. Mulai dari konversi angkot, program buy the service (BTS) dari Kementerian Perhubungan, program penataan shelter dan peningkatan kapasitas pengemudi harus terus bergerak maju.
"Saya berterima kasih atas segala ikhtiar, sehingga transportasi publik di Kota Bogor hari ini lebih maju dari 2014. Tapi ikhtiar kita belum selesai," ujarnya.
Menurut Bima, kalau mau memperbaiki transportasi publik maka perlu bekerja sama dan bersinergi. Penataan transportasi dengan konversi angkot 3:1 bus Biskita Trans Pakuan sebagai angkutan massal adalah salah satu upaya untuk mengurangi polusi udara dari kendaraan pribadi masyarakat.
Bima berharap bantuan pemerintah pusat untuk melanjutkan program BTS bagi Biskita Trans Pakuan untuk penambahan operasi dua koridor lagi dapat terlaksana.