REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penggunaan uang tunai dalam bertransaksi, ternyata terus menurun setiap tahun sejak pandemi. Apalagi generasi Z yang dikenal sebagai generasi anti-ribet, juga lebih banyak menyukai dompet digital dalam bertransaksi.
Hal ini terungkap dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Visa kepada 1.000 responden di beberapa kota besar Indonesia. Presiden Direktur Visa Indonesia, Riko Abdurrahman mengatakan, penggunaan uang cash di Indonesia terus menurun, pada 2021 sebesar 87 persen, lalu pada 2022 menjadi 84 persen.
“Gen Z sendiri juga preference mereka itu 89 persen menggunakan dompet digital, sekitar 76 persen masih menggunakan debit dan kredit, di bawah itu pakai cuan,” ungkap Riko dalam diskusi daring bertajuk ‘Gaya Hidup Serba Digital Generasi Muda yang Anti-Ribet’, Jumat (22/9/2023).
Selain itu, teknologi contactless card Visa sebenarnya sudah lama tersedia di Indonesia. Menurut studi Visa, 1 dari 3 konsumen Indonesia pernah menggunakan kartu contactless, terutama milenial dan Gen Z, serta segmen affluent. Minat untuk menggunakan kartu contactless dari non-pengguna sendiri cukup besar, yaitu 84 persen.
Pembayaran dengan kartu contactless telah menjadi metode pembayaran yang umum di banyak negara di seluruh dunia. Di lebih dari 20 negara, adopsi pembayaran kartu contactless mencapai lebih dari 90 persen dari semua transaksi tatap muka Visa, seperti contoh tetangga terdekat di Singapura dan Australia.
Dari semua transaksi pembayaran, penggunaan dompet digital adalah yang paling signifikan naiknya, dari 45 persen di 2021 ke 80 persen di 2022. Transaksi QR dari 50 persen di 2021 , naik ke 52 persen di 2022.
“Contactless juga naik dari 31 persen di 2020, ke 33 persen di 2021, lalu 34 persen di 2022. Kalau dari acceptance kartu contactless Visa, berapa merchant yang terima itu sudah banyak banget tersebar di seluruh Indonesia. Yang sangat penting adalah kita membuka diri terhadap teknologi pembayaran terbaru yang aman, cepat, dan nyaman,” papar Riko.
Kreator konten dan pemengaruh gaya hidup, Vira Brabo mengatakan, sebagai perempuan, ketika keluar rumah hanya ingin membawa barang sedikit. Dan perempuan lebih senang memakai tas yang berukuran kecil, agar lebih efisien untuk pakai pembayaran nontunai.
“Kalau menggunakan cash, aku pribadi cenderung lebih konsumtif karena lihat uang dalam bentuk fisik, rasanya jadi ingin spend terus. Ketika cashless, aku malah lebih hemat dalam spending,” ucap Vira dalam kesempatan yang sama.
Ke depannya, mungkin transaksi nontunai akan berubah lagi misalnya dengan kartu digital yang sudah menyatu di dalam mobil, di dalam kulkas, atau bahkan di dalam televisi. Karena transaksi seperti itu sudah mulai berlaku di beberapa negara maju.
“Jadi ketika isi bensin, nggak perlu keluar, udah langsung bayar, ada sensor men-detect langsung charge. Kulkas juga, tinggal tekan mau isi kulkas apa, langsung masukan pesanan, terdebit, sudah selesai,” kata Riko.