Sabtu 23 Sep 2023 19:49 WIB

Kisah Relawan Pemadam Kebakaran yang Terjebak pada Kobaran Api di Kawasan Gunung Bromo

Untuk memadamkan api, para relawan harus mengikuti arah angin.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Para petugas dari Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru (BB TNBTS) serta relawan dari Masyarakat Peduli Api (MPA) Ngadas yang turut membantu pemadaman kebekaran api di kawasan wisata Gunung Bromo.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Para petugas dari Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru (BB TNBTS) serta relawan dari Masyarakat Peduli Api (MPA) Ngadas yang turut membantu pemadaman kebekaran api di kawasan wisata Gunung Bromo.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ada banyak cerita di balik terjadinya kebakaran di kawasan wisata Gunung Bromo. Salah satu cerita hadir dari Ketua Masyarakat Peduli Api (MPA) Ngadas, Sampetono saat dia dan timnya berusaha memadamkan api di kawasan tersebut.

Sebelum memadamkan api yang disebabkan rombongan prewedding, Sampetono dan tim sudah memiliki pengalaman serupa. Pada 28 Agustus pukul 22.00 WIB misalnya, dia menemukan adanya titik api di kawasan wisata Gunung Bromo.

Baca Juga

"Karena sudah malam, keadaan tanah itu hampir 80 derajat kemiringan. Akhirnya dengan situasi di dana dan medan sangat sulit dan kami pakai alat seadanya, kami lanjutkan pemadaman api sampai tanggal 2 September 2023," kata Sampetono saat ditemui wartawan di Cemorolawang, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. 

Setelah itu, titik api tersebut berhasil padam. Itu artinya Sampetono dan tim sudah bisa agak santai menjalani aktivitasnya.