Sabtu 23 Sep 2023 14:54 WIB

Di PBB Presiden Kolombia Kecam Barat yang Munafik, Bela Ukraina Tapi tak Bela Palestina

Negara yang kutuk Rusia adalah negara yang sama yang menginvasi Irak, Suriah, Libya

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Presiden Kolombia Gustavo Petro mengecam Barat yang membela Ukraina mati-matian tetapi tidak membela Palestina
Foto: AP
Presiden Kolombia Gustavo Petro mengecam Barat yang membela Ukraina mati-matian tetapi tidak membela Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) di New York pada Jumat (22/9/2023), Presiden Kolombia Gustavo Petro mengecam Barat atas kemunafikannya. Hal itu terkait kebijakan Barat yang mati-matian membela Ukraina dengan terus memberi suplai senjata tetapi angkat tangan dengan konflik dan pendudukan yang terjadi di Palestina.

Menurut Petro ini bukti bahwa negara-negara Barat dan negara maju telah mendedikasikan dirinya dan upaya-upaya untuk perang daripada pembangunan kemanusiaan.

Baca Juga

"Kita tidak berpikir tentang bagaimana memperluas kehidupan ke bintang-bintang, melainkan bagaimana mengakhiri kehidupan di planet kita sendiri," katanya, mengkritik Barat yang menyeret sebanyak mungkin negara ke dalam konflik di Ukraina.

"Amerika Latin telah dipanggil untuk memproduksi mesin perang, orang-orang untuk pergi ke ladang pembunuhan. Mereka lupa bahwa negara-negara kita telah diinvasi beberapa kali oleh orang-orang yang sama yang sekarang berbicara tentang memerangi invasi," kata Petro.

Presiden Kolombia Gustavo Petro tidak ragu-ragu untuk mengingatkan bahwa negara-negara yang mengutuk Rusia telah menginvasi Irak, Suriah, dan Libya dengan tujuan untuk mengambil minyak mereka.

"Mereka lupa bahwa alasan yang sama yang mereka gunakan untuk membela Zelensky, adalah alasan yang sama yang seharusnya digunakan untuk membela Palestina," tegasnya dikutip dari Middle East Eyes, Sabtu (23/9/2023)

"Mereka tidak memiliki 100 miliar dolar AS untuk diberikan kepada negara-negara untuk mempertahankan diri dari banjir, badai, dan angin topan. Namun mereka memiliki uang itu dalam satu hari untuk membiarkan Rusia dan Ukraina saling membunuh."

Ukraina tidak mendapatkan reputasi yang baik di UNGA tahun ini seperti yang diharapkannya, mengingat bahkan negara-negara Eropa Timur telah mengendurkan retorika mereka dalam mendukung Ukraina. Bahkan tidak berminat dalam pengiriman senjata ke sana.

Eropa sendiri berpikir dua kali untuk memberikan bantuan kepada Ukraina menjelang pemilihan umum regional mereka. Negara-negara Polandia, Slovakia, dan negara-negara lain yang terletak di Eropa Tengah dan Timur, yang telah menjadi pendukung setia Ukraina dalam konflik, kini menghadapi tantangan pemilihan ulang dan masalah-masalah domestik lainnya - membuat dukungan untuk Ukraina memudar sedikit demi sedikit.

Contoh yang paling baru dan mengejutkan adalah Polandia. Perdana Menteri Mateusz Morawiecki telah mengumumkan pada hari Rabu bahwa pengiriman senjata baru ke Ukraina telah dihentikan. Ini yang mungkin akan meningkatkan perselisihan yang telah meningkat antara kedua negara terkait pengiriman biji-bijian, yang diklaim oleh Polandia telah melemahkan produksi lokal dari para petani Polandia.

Dalam sebuah penampilan di saluran televisi Polandia, Polsat, Morawiecki mengatakan pihaknya tidak lagi mengirimkan senjata ke Ukraina. "Karena kami sekarang mempersenjatai Polandia dengan senjata-senjata yang lebih modern."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement