REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengungkapkan ada penurunan sebanyak 86,47 ton emisi karbon pada Sabtu (23/9) atau saat peringatan Hari Ozon Sedunia.
"Penurunan emisi karbon (CO2) sebesar 86,47 ton pada 23 September kemarin," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Asep Kuswanto saat dikonfirmasi di Jakarta, Ahad (24/9/2023).
Asep menuturkan hasil itu didapat dari total jumlah pemakaian listrik 102 MWh dikali emisi 0,85 kilogram (kg) CO2 per Kilowatt-hour (KWh) atau kilowat per jam. Data tersebut diperoleh dari hasil perhitungan dari PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya pada Sabtu (23/9) pukul 20.30 hingga 21.30 WIB.
Kegiatan pemadaman listrik pada pukul tertentu ini dilakukan serempak di keenam wilayah yang ada di DKI Jakarta sebagai dukungan dalam memperingati Hari Ozon Sedunia.
Hasil lainnya, yakni adanya penghematan konsumsi listrik sebesar 205 Megawatt-hour (MWh) atau megawatt per jam dikurangi 103 MWh (data beban listrik pukul 20.30-21.30 WIB pada Sabtu lalu) menjadi 102 MWh.
Kemudian, terhitung penghematan materiil sebesar Rp 146,9 ribu dari hasil jumlah pemakaian 102 MWh dikali tarif listrik Rp 1,444.70/KWh.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah mengimbau pihak terkait agar memadamkan lampu atau penerangan di gedung pemerintahan, simbol Ibu Kota hingga jalan protokol dalam rangka penghematan energi listrik selama satu jam pada Sabtu (23/9) pukul 20.30-21.30 WIB.
"Mematikan lampu 60 menit, kita membantu mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Lalu dalam rangka mengedukasi masyarakat mengurangi emisi karbon, menghemat energi listrik sekaligus ekonomi," kata Kepala Humas DLH DKI Jakarta Yogi Ikhwan.
Pemadaman ini, kata Yogi, juga dalam rangka memperingati Hari Ozon Sedunia pada 16 September 2023. DLH DKI Jakarta menegaskan, pemadaman lampu dilakukan di semua kantor pemerintahan kecuali pada gedung pelayanan publik seperti rumah sakit, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan klinik.