Ahad 24 Sep 2023 19:27 WIB

Tokoh Agama, Haji, dan Anak Gadis Jadi Sasaran Kekejaman PKI di Madiun

PKI melakukan perampokan pada siang hari secara terang-terangan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Wisatawan menikmati suasana di objek wisata Monumen Korban Keganasan PKI di Desa Kresek, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (1/6/2021). Sebagian warga memanfaatkan libur Hari Lahir Pancasila untuk berwisata di objek wisata yang berada di kaki Gunung Wilis tersebut.
Foto: ANTARA/Siswowidodo
Wisatawan menikmati suasana di objek wisata Monumen Korban Keganasan PKI di Desa Kresek, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (1/6/2021). Sebagian warga memanfaatkan libur Hari Lahir Pancasila untuk berwisata di objek wisata yang berada di kaki Gunung Wilis tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam buku Benturan NU dan PKI 1948-1965 dijelaskan kesaksian seorang saksi terkait kebengisan dan kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun, Jawa Timur. Dalam kesaksian itu, tokoh agama jadi sasaran dan anak gadis diperkosa.

"Situasi makin kacau dan menakutkan. Tiap malam terjadi perampokan dan pencurian, disertai penganiayaan dan pembunuhan. Sasarannya orang atau tokoh agama, tokoh Masyumi atau tokoh NU dan orang kaya yang sudah naik haji. Kalau kebetulan punya anak gadis atau perawan, tidak segan-segan diperkosanya. Orang-orang sudah tahu  pelakunya adalah orang-orang komunis PKI," demikian tertulis dalam buku tersebut.

Baca Juga

"Bagi orang yang ingin selamat dari perampokan, pencurian dan penganiayaan, maka jauhilah tokoh agama, Masyumi dan NU dan bergabunglah pada PKI ...."

"PKI dan orang-orang komunis telah menjadi monster yang menakutkan. Orang awam atau rakyat jelata atau yang rumahnya terpencil di pelosok pedesaan merasa tidak aman dan tak terlindungi oleh pemerintah."

"Mereka (dipaksa) bergabung dengan orang-orang PKI untuk mendapatkan perlindungan. Sementara bagi Warga NU mulai meninggalkan tempat ke daerah yang dianggap aman." (buku Benturan NU dan PKI 1948-1965)

Dengan semangat yang progresif dan revolusioner, PKI berhasil merekrut berbagai kalangan, baik kalangan buruh, kalangan petani yang dijanjikan tanah garapan, para birokrat, termasuk kalangan tentara. Para guru juga sudah mulai banyak dipengaruhi termasuk PGRI di kawasan itu mulai didominasi PKI. Kalangan para jagoan, baik dari kalangan warok, para pendekar, termasuk para kelompok bajingan segera menjadi bagian penting dari PKI. Bahkan kelompok terakhir itulah yang dijadikan kelompok pemukul lawan.

PKI menyebarkan keresahan...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement