REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan pada tahun politik ini pasti ada efek dinamikanya dan penjabat kepala daerah harus bisa membangun suasana tetap guyub rukun.

"Tahun politik pasti ada efek dinamikanya, jadi seperti yang saya bilang tetap guyub rukun, toto tentrem, kerto rahardjo, maka koordinasi dengan dandim, kapolres, kajari, dan pengadilan negeri, itu menjadi sangat penting," kata Khofifah saat ditemui wartawan usai pelantikan enam penjabat kepala daerah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Ahad (24/9/2023).

Khofifah mengatakan pesan tersebut selalu disampaikan saat pelantikan panglima kodam (pangdam), kepala kepolisian daerah (kapolda), kepala kejaksaan tinggi dan sebagainya untuk menjaga Jawa Timur.

"Jangan sampai Jawa Timur batuk. Kalau Jawa Timur batuk maka dropletnya sampai ke ibu kota," katanya.

Artinya, ketenteraman, ketenangan, dan kedamaian dari dinamika itu yang harus selalu dijaga. "Supaya tidak terjadi sesuatu yang terdampak pada hal yang tidak diinginkan," tambahnya.

Sementara itu, Gubernur Khofifah telah melantik enam penjabat kepala daerah pafs sesi pertama yang disaksikan para kepala daerah purna, pejabat Forkopimda Jatim serta sejumlah undangan lainnya.

Enam penjabat kepala daerah itu meliputi Penjabat Bupati Pamekasan Masrukin yang sebelumnya menjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Pamekasan, Pj. Bupati Bangkalan Arief M Edie (Kabiro Hukum Institut Pemerintahan Dalam Negeri/IPDN), Pj. Bupati Pasuruan Andriyanto (Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Timur).

Selanjutnya, Pj Bupati Probolinggo Ugas Irwanto (Sekdakab Probolinggo), Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni (Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur), dan Pj Bupati Bondowoso Bambang Soekwanto (Sekdakab Bondowoso).

Pada sesi kedua hari ini juga dijadwalkan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan untuk enam penjabat kepala daerah lainnya, meliputi Kabupaten Jombang, Nganjuk, Bojonegoro, Madiun, Magetan, dan Kota Malang.

Ikuti Whatsapp Channel Republika