Senin 25 Sep 2023 06:09 WIB

Round-up: Dayung dan Wushu Buka Keran Medali Indonesia di Hangzhou

Indonesia sementara di peringkat delapan Asian Games dengan 1 perak dan 3 perunggu.

Pewushu putra Indonesia Edgar Xavier Marvelo beraksi dalam babak final nomor Changquan Asian Games ke-19 tahun 2022 di Xiaoshan Guali Sports Centre, Hangzhou, Zhejiang, China, Ahad (24/9/2023).
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Pewushu putra Indonesia Edgar Xavier Marvelo beraksi dalam babak final nomor Changquan Asian Games ke-19 tahun 2022 di Xiaoshan Guali Sports Centre, Hangzhou, Zhejiang, China, Ahad (24/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sehari setelah pembukaan Asian Games 2022 di Hangzhou, kontingen Indonesia memulai perjuangan mereka dengan meraih satu medali perak dan tiga perunggu, saat kontingen tuan rumah China langsung menunjukkan dominasinya dengan meraup 20 medali emas.

Dalam klasemen perolehan medali yang disiarkan laman resmi Asian Games Hangzhou pada Ahad (24/9/2023) hingga pukul 23.00 WIB, kontingen Indonesia yang memasang target meraih 12 medali emas dan peringkat 12 besar tersebut, untuk sementara berada di peringkat kedelapan dengan perolehan 1 perak dan 3 perunggu. Indonesia tepat berada di bawah India yang meraih 3 perak dan 2 perunggu dan berada di atas Mongolia yang meraih 1 perak dan 2 perunggu.

Baca Juga

Kontingen tuan rumah China sudah memperlihatkan dominasi mereka dengan meraih 20 emas, 7 perak, dan 3 perunggu yang menempatkan mereka di posisi teratas. Perolehan medali China terpaut sangat jauh dari peringkat di bawah mereka yang ditempati Korea Selatan di posisi kedua dengan 5 emas, 4 perak, dan 5 perunggu. Peringkat ketiga ditempati Jepang dengan 2 emas, 7 perak, dan 5 perunggu. Peringkat selanjutnya ditempati Hong Kong, Uzbekistan, dan China Taipei.

Medali pertama bagi kontingen Merah Putih pada pesta olahraga terbesar Asia yang tertunda setahun karena pandemi Covid-19 itu disumbangkan dari cabang olahraga dayung melalui Chelsea Corputty dan Mutiara Rahma Putri yang meraih perunggu pada nomor lightweight women's double sculls di Fuyang Waters Sports Centre.

Chelsea dan Mutiara sempat tertinggal di peringkat empat sebelum menyalip pedayung Iran Kimia Zarei/Nazanin Malaei pada menit-menit terakhir untuk menempati podium bersama pemenang nomor tersebut yaitu pasangan pedayung China Jiaqi Zhou/Xiuping Qiu. Uzbekistan finis peringkat dua untuk medali perak.

"Hari ini kami sangat fit untuk pertandingan, sangat sehat sehingga kami bisa bertarung di menit-menit terakhir melawan negara lain," kata Mutiara kepada Antara di Fuyang Water Sports Centre.

"Hasil ini di luar ekspektasi kami... Kami sudah latihan sangat keras, dan itu tidak sia-sia. Kami harus percaya diri dengan semua latihan yang kami jalani," kata peraih medali perunggu kelas ringan tunggal SEA Games 2019 di Filipina itu.

Keberhasilan Chelsea dan Mutiara meraih medali pertama menginspirasi pedayung Indonesia lainnya dan terbukti dua medali perunggu lagi disumbangkan dari cabang andalan Indonesia itu, yaitu dari nomor men’s double sculls dan nomor men’s eight.

Pasangan pedayung Ihram dan Memo yang berlomba pada nomor men’s double sculls sebenarnya berpeluang meraih hasil lebih baik setelah perlahan tapi pasti menyodok ke posisi kedua setelah titik 1.500 m.

Namun mereka mendapatkan kejutan dari pasangan pedayung Uzbekistan Shakhboz Kholmurzaev/Mekhrojbek Mamatkulov yang seakan menyimpan tenaga untuk menyerang di pengujung lomba. Pedayung China memenangi nomor tersebut.

Delapan pedayung Indonesia pada nomor men's eight juga sempat menempel ketat China selepas start. Namun, Rifqi Harits Taufiqurahman dan kawan-kawan tak mampu mempertahankan posisi mereka setelah disalip tim India dan nyaris kehilangan podium jika saja mereka tak membalas serangan dari Uzbekistan jelang finis demi membawa pulang perunggu ketiga bagi Indonesia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement