Senin 25 Sep 2023 07:15 WIB

DLH Kota Cimahi Dorong Sampah Organik Dikelola Sejak Dini

Masyarakat dan industri di Kota Cimahi diharapkan memilah sampah.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Irfan Fitrat
Warga mencacah sampah organik untuk pakan maggot (larva) lalat Black Soldier Fly (BSF) yang dibudidayakan di Rumah Maggot GEMI 0418, Cipageran, Kota Cimahi, Selasa (22/2/2022).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Warga mencacah sampah organik untuk pakan maggot (larva) lalat Black Soldier Fly (BSF) yang dibudidayakan di Rumah Maggot GEMI 0418, Cipageran, Kota Cimahi, Selasa (22/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI — Di tengah kondisi darurat, Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi, Jawa Barat, mendorong upaya mengurangi volume sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat. Untuk itu, diharapkan masyarakat dan industri memilah dan mengolah sampah sejak dini.

“Harus total secara perlahan-lahan mau melakukan pilah sampah di sumber,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi Chanifah Listyarini, Senin (25/9/2023).

Baca Juga

Chanifah mengharapkan sampah-sampah organik di rumah tangga, industri, juga pasar dapat langsung diolah. Dengan harapan dapat menekan volume sampah yang diangkut ke TPA Sarimukti, bahkan kalau bisa sampai nol. 

Untuk mendukung itu, disiapkan tempat penampungan sementara (TPS) yang dilengkapi dengan fasilitas pengolahan, seperti di Pasar Atas, Leuwigoong, dan Cibeber. “Semua sampah organik harapannya bisa selesai di wilayah. Kalau tidak habis, dikirim ke TPS, nanti di-treatment di TPS  organik,” kata Chanifah.

Menurut Chanifah, DLH Kota Cimahi pun akan membeli sekitar lima alat pemilah dan pencacah sampah. Alat tersebut akan dibeli menggunakan dana belanja tak terduga (BTT).

Selain itu, Chanifah mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan dua tempat untuk lokasi refuse-derived fuel (RDF) plant bantuan dari pemerintah pusat. Lokasinya disiapkan di wilayah Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara. “Di dua lokasi itu diperkirakan akan bisa mengolah sampah hingga 50 ton per harinya,” kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement