REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) pada dasarnya dilakukan untuk memprematurkan kejadian hujan yang seharusnya secara alami turun di daerah target, potensi awan hujan dijatuhkan di luar target sehingga dapat mengurangi intensitas hujan di daerah target.
Hal itu dilakukan dengan memicu potensi awan hujan yang ada di atmosfer dengan menebar garam ke dalam awan hujan, sehingga bisa turun jatuh menjadi hujan di tempat tertentu yang diinginkan sesuai kebutuhan dan tujuan.
Koordinator Laboratorium Pengelola Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Budi Harsoyo mengungkapkan dalam melakukan operasi TMC, BRIN bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU). BMKG berperan terutama dalam memasok data serta informasi cuaca, awan dan arah angin.
Sedangkan TNI AU menyediakan armada pesawat, khususnya untuk operasi TMC yang bertujuan dalam mitigasi bencana. Biasanya radar cuaca BMKG menginformasikan keberadaan awan target dan arah kekuatan angin ke pilot. Kemudian pesawat Casa yang membawa muatan garam (NaCl) akan menyemai awan hujan target, di mana posisi pesawat selalu berada di antara arah angin dan awan hujan target.