Senin 25 Sep 2023 15:18 WIB

BMKG Imbau Pengguna Transportasi Laut Waspadai Gelombang Tinggi di Perairan Maluku

Gelombang tinggi ini diperkirakan terjadi mulai 25 September hingga 1 Oktober 2023.

Seorang pria mengamati gelombang tinggi di perairan Maluku. BMKG mengimbau pengguna transportasi laut waspada gelombang tinggi di perairan Maluku Utara.
Foto: Antara/Adwit B Pramono
Seorang pria mengamati gelombang tinggi di perairan Maluku. BMKG mengimbau pengguna transportasi laut waspada gelombang tinggi di perairan Maluku Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate mengimbau pengguna transportasi laut waspada gelombang tinggi di perairan Maluku Utara. Kecepatan angin diperkirakan mencapai 50 km per jam.

Prakirawan cuaca, Zaki Alin Nuary, mengatakan, kecepatan angin tersebut menyebabkan gelombang tinggi, terutama di perairan Halmahera Barat dan Kota Ternate dalam dua hari ke depan. "Kami telah mengeluarkan peringatan dini gelombang kepada seluruh pengguna transportasi laut untuk waspada peningkatan gelombang akibat kecepatan angin yang tinggi. Peringatan dini cuaca waspada potensi peningkatan kecepatan angin itu di wilayah Ibu, Loloda, Batangdua, Ternate, Tidore, Hiri, Jailolo dan sekitarnya," ujar Zaki.

Baca Juga

Gelombang laut di berbagai perairan Maluku Utara diperkirakan mencapai dua meter dan berlaku mulai 25 September hingga 1 Oktober 2023.Selain itu, lanjutnya, untuk saat ini sebagian besar wilayah Maluku Utara berpotensi hujan ringan hingga sedang, terutama di wilayah Wasile, Bacan, Weda dan sekitarnya.

Kepala Kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Kota Ternate, Rushan Muhammad, ketika dihubungi menyatakan hingga saat ini aktivitas pelayaran antar-pulau dari Ternate ke berbagai daerah masih diizinkan. "Kami tetap memantau perkembangan cuaca dan kondisi perairan saat ini, tetapi aktivitas pelayaran di Maluku Utara masih normal, tetapi kalau kondisi cuaca mengganggu keselamatan para pengguna transportasi, tentunya KSOP akan menunda aktivitas pelayaran," ujarnya.

Sebelumnya KSOP menunda seluruh aktivitas pelayaran pada beberapa waktu lalu, karena kondisi cuaca buruk disertai angina kencang, sehingga membahayakan keselamatan saat berlayar. Menurut dia, penundaan seluruh aktivitas pelayaran itu untuk mengantisipasi terjadinya korban jiwa dan harta benda di laut, sehingga seluruh pelayaran mulai dari kapal penumpang lokal, feri, hingga kapal perintis ditunda. 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement