REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau mengatakan seruan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Warsawa untuk mengklarifikasi tuduhan mengenai visa imigran merupakan bagian dari upaya mengintervensi pemilihan umum Polandia. Imigrasi menjadi tema utama pemilihan Polandia yang akan digelar para 15 Oktober mendatang.
Pada bulan ini partai oposisi menuduh pemerintah terlibat dalam sistem yang memungkinkan imigran menerima visa Polandia dengan cepat tanpa pemeriksaan yang tepat setelah membayar perantara.
Pada Sabtu (23/9/2023) Kanselir Jerman Scholz mengatakan masalah ini membutuhkan klarifikasi. Ia mengindikasi Jerman mungkin akan mengambil langkah yang berkaitan dengan pemeriksaan di perbatasan dengan Polandia.
"Kompetensi Kanselir Jerman jelas tidak berkaitan dengan proses yang sedang berlangsung di Polandia," tulis Menteri Luar Negeri Rau di platform media sosial X, Ahad (24/9/2023).
"Pernyataan-pernyataan terkait hal ini menunjukkan upaya mencampuri urusan dalam negeri Polandia dan kampanye pemilihan umum yang sedang berlangsung di Polandia," katanya.
Rau mengimbau Kanselir Jerman "menghormati kedaulatan Polandia dan menahan diri dari pernyataan yang merusak hubungan setara kedua negara."
Sebelumnya, Komisioner Uni Eropa untuk Urusan Dalam Negeri Ylva Johansson menuntut klarifikasi atas masalah ini. Ia meminta Polandia untuk menanggapi tuduhan sebanyak 350.000 migran membeli visa Schengen Uni Eropa di konsulat Polandia melalui perantara.
Visa Schengen sering kali mengizinkan pemegangnya untuk melakukan perjalanan ke tempat lain di Uni Eropa.
Dalam sebuah surat kepada komisaris keamanan Uni Eropa, pemerintah Polandia mengatakan hal ini merupakan "fakta media" yang dibesar-besarkan dan bertujuan untuk mendiskreditkan mereka menjelang pemilihan umum.