Senin 25 Sep 2023 17:30 WIB

Mahfud Ajak Ulama se-Tapal Kuda Jaga Pemilu Damai demi Rawat Indonesia

Menurut Mahfud, berbeda pilihan adalah bentuk demokrasi.

Red: Ani Nursalikah
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD
Foto: Prayogi/Republika.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengajak para alim ulama se-Tapal Kuda bersama-sama menjaga pelaksanaan pemilihan umum yang damai. Hal ini untuk merawat warisan para ulama terdahulu yang sudah berjuang demi Indonesia.

"Dulu para ulama kitalah yang ikut mendirikan negara ini, sehingga melaksanakan pemilu adalah berarti merawat warisan para ulama kita yang telah ikut mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," kata Mahfud saat mengisi Seminar Kebangsaan Bersama Alim Ulama se-Tapal Kuda dengan tema Menuju Pemilu 2024 yang Damai dan Bermartabat di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur, Ahad (24/9/2023).

Baca Juga

Ia juga mengajak masyarakat menjalankan pemilu yang damai demi merawat Indonesia. Soal berbeda pilihan, menurut Mahfud ini merupakan hal yang bagus karena berbeda pilihan adalah bentuk demokrasi. Dirinya juga menyampaikan agar para pemilih nantinya memilih berdasarkan keyakinan hati nurani masing-masing.

"14 Februari nanti bapak-ibu akan memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden, mungkin ada dua pasangan, mungkin ada tiga, ini masih terus terjadi perdebatan, dan itu bagus, diperdebatkan terus itu bagus," ujarnya.

Dia juga meminta masyarakat memilih pemimpin berdasarkan keyakinan dan hati nurani. "Pilih berdasar keyakinan yang dibisikkan oleh hati nurani bahwa inilah wakil saya yang cocok saya pilih, inilah pemimpin saya yang cocok saya pilih," kata Mahfud.

Selain itu, Mahfud menekankan agar siapa pun yang menang nanti harus dihargai karena pemilu merupakan bentuk musyawarah untuk memilih pemimpin dan bukan untuk memenangkan kelompok masing-masing.

"Yang menang kita akui lalu kita bantu, yang kalah membantu dari posisinya masing-masing, sehingga negara ini berjalan sebagai amanah yang diwariskan oleh ulama kita ketika dulu mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Mahfud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement