Senin 25 Sep 2023 17:37 WIB

Warga Etnis Armenia Ceritakan Ngerinya Operasi Militer di Nagorno-Karabakh

Operasi militer Azerbaijan selama 24 jam mengalahkan pasukan Armenia Karabakh.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Operasi militer Azerbaijan selama 24 jam mengalahkan pasukan Armenia Karabakh. Sebanyak 120.000 orang Armenia di Karabakh melarikan diri ke Armenia.
Foto: AP
Operasi militer Azerbaijan selama 24 jam mengalahkan pasukan Armenia Karabakh. Sebanyak 120.000 orang Armenia di Karabakh melarikan diri ke Armenia.

REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN -- Petya Grigoryan melarikan diri bersama keluarganya, setelah desanya dibom dengan sangat dahsyat. Dia memasukkan harta benda yang bisa diselamatkan ke dalam dua mobil van.

Grigoryan adalah salah satu etnis Armenia pertama di Nagorno-Karabakh yang berhasil mencapai Armenia setelah operasi militer Azerbaijan selama 24 jam mengalahkan pasukan Armenia Karabakh. Grigoryan, yang seorang pengemudi berusia 69 tahun, mengatakan, desanya di Kochoghot, yang oleh orang Armenia dikenal sebagai distrik Martakert di Karabakh, diserang oleh angkatan bersenjata Azerbaijan. Dia mengatakan, ada dua truk KAMAZ yang penuh dengan warga sipil yang tewas di desa tersebut.

Baca Juga

“Tidak ada tempat untuk menguburkan mereka,” kata Grigoryan kepada Reuters setelah berjalan menyusuri koridor Lachin dan melintasi perbatasan menuju Armenia.

"Kami mengambil apa yang kami bisa dan pergi. Kami tidak tahu ke mana kami akan pergi. Kami tidak punya tempat untuk pergi," kata Grigoryan.

Grigoryan mengatakan, dari 500 penduduk desa, sebanyak 40 orang telah melarikan diri. Pernyataan Grigoryan ini tidak dapat diverifikasi secara independen, namun hal tersebut sejalan dengan pernyataan yang diberikan oleh etnis Armenia lainnya yang melarikan diri dari Karabakh.

Azerbaijan melancarkan operasi terhadap pasukan Karabakh setelah serangan terhadap warganya sendiri. Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan tentaranya hanya menargetkan pejuang Karabakh dan warga sipil dilindungi.

“Sebelum operasi, saya sekali lagi memberikan perintah tegas kepada seluruh unit militer kami bahwa penduduk Armenia yang tinggal di wilayah Karabakh tidak boleh terpengaruh oleh tindakan anti-teroris dan agar penduduk sipil dilindungi,” kata Aliyev dalam pidatonya pada tanggal 20 September.

Grigoryan dan ribuan warga Armenia lainnya menuju bandara dekat ibu kota Karabakh, yang dikenal sebagai Stepanakert oleh orang Armenia dan Khankendi oleh Azerbaijan. Bandara ini menjadi tempat beberapa pasukan penjaga perdamaian Rusia bermarkas.

“Di sana menakutkan. Ribuan orang tidur di tanah tanpa makanan dan sedikit air.  Tidak ada yang bisa dimakan atau diminum, tiga hari tanpa makan,” kata Grigoryan.

Sementara itu, warga lainnya, Nairy, mengatakan, dia telah terjebak di Karabakh sejak Desember karena blokade. Kemudian, militer Azerbaijan menembaki desa Shosh tempat dia tinggal.

“Anak-anak terluka. Kami duduk di ruang bawah tanah sampai pasukan penjaga perdamaian datang dan membawa orang-orang keluar,” kata Nairy.

Nairy juga telah berjalan ke bandara. Dia berterima kasih kepada pasukan penjaga perdamaian Rusia karena telah memberikan makanan kepada anak-anak.

“Kami sangat berterima kasih kepada para pemuda karena telah berbagi jatah makanan mereka dengan anak-anak. Pasukan penjaga perdamaian Rusia kelaparan karena memberikan jatah kepada anak-anak," ujar Nairy.

Etnis Armenia di Karabakh, yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, mengatakan, mereka tidak akan hidup sebagai bagian dari Azerbaijan. Sebanyak 120 ribu orang Armenia di Karabakh melarikan diri ke Armenia. Sejauh ini beberapa ratus orang telah mencapai Armenia.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement