Senin 25 Sep 2023 21:18 WIB

Mirip Alquran, Grup K-Pop Kingdom Rombak Total Cover Albumnya

Agensi Kingdom, GF Entertainment, menarik kembali 70 ribu eksemplar album.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Desain cover album grup K-pop Kingdom. Phak agensi Kingdom, GF Entertainment, memutuskan mrombak total cover album tersebut.
Foto: Dok. GF Entertainment
Desain cover album grup K-pop Kingdom. Phak agensi Kingdom, GF Entertainment, memutuskan mrombak total cover album tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah mendapat kecaman keras karena cover albumnya yang kontroversial, grup K-pop Kingdom yang berada dalam naungan agensi GF Entertainment memutuskan untuk merombak total cover album barunya bertajuk History of Kingdom: Part VII JAHAN itu. GF Entertainment pun menyatakan penyesalannya.

“Kami dengan rendah hati menyampaikan penyesalan kami, dan menggunakan kesempatan ini untuk meyakinkan Anda bahwa kami berkomitmen mengambil langkah-langkah untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa mendatang,” kata GF Entertainment dalam pernyataan resminya yang diunggah di akun official Kingdom, Senin (25/9/2023).

Baca Juga

Selain merombak total desain cover album, mereka juga akan menarik kembali seluruh 70 ribu eksemplar album yang sudah terjual. Bahkan mereka akan membuang semua album tersebut, serta akan melakukan penerbitan ulang.

Preorder untuk album baru Kingdom baru akan dimulai kembali pada 26 September 2023 pukul 11.00 (waktu Korea), dan perilisan resmi akan dilanjutkan sesuai jadwal semula pada 18 Oktober 2023,” ujar pernyataan resmi tersebut.

Untuk diketahui, GF Entertainment mendapat kecaman setelah merilis cover album grup K-Pop Kingdom. Pasalnya, cover album itu dinilai mirip dengan cover Alquran. Kingdom memulai debutnya pada 2021 dengan judul lagu pertama mereka yang bertema raja. Setiap anggota grup diberi nama sesuai nama raja dari sejarah dunia.

Seusai permintaan maaf dirilis, seluruh penggemar mengapresiasi Kingdom dan berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi pada kemudian hari. Ada juga yang memberikan saran, jika suatu hari ingin membuat sesuatu dengan latar agama apapun itu, sebaiknya didiskusikan dulu dengan ahlinya.

“Terima kasih atas permintaan maafnya!! Itu adalah kesalahan yang mahal, tapi menjadi pelajaran bagus untuk dipetik. Saya berharap ada diskusi mendalam dengan staf mengenai ikonografi dan teks menyoal keagamaan sebagai inspirasi, karena ada garis yang tidak boleh dilewati,” ungkap akun @everydayjia***.

“Tolong lebih berhati-hati dan lakukan riset lebih banyak lagi untuk ke depannya,” tulis akun @fvla***.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement