REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah ﷻ memiliki wali-wali di dunia, orang yang menjadi wali-Nya memiliki keistimewaan tersendiri. Dan siapakah yang disebut sebagai wali Allah ﷻ?
Seperti dikutip dari Syarah 10 Hadits Qudsi Pilihan disusun Abu Hafizhah Irfan, Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «إنَّ اللهَ قال: مَن عادى لي وليًّا فقد آذنتُه بالحرب، وما تقرَّب إليَّ عبدي بشيء أحب إليَّ مما افترضتُ عليه، وما يزال عبدي يتقرَّب إليَّ بالنوافل حتى أحبَّه، فإذا أحببتُه: كنتُ سمعَه الذي يسمع به، وبصرَه الذي يُبصر به، ويدَه التي يبطش بها، ورجلَه التي يمشي بها، وإن سألني لأعطينَّه، ولئن استعاذني لأُعيذنَّه، وما تردَّدتُ عن شيء أنا فاعلُه تردُّدي عن نفس المؤمن، يكره الموتَ وأنا أكره مساءتَه».
"Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, “Barangsiapa yang memusuhi waliKu, maka Aku telah menyatakan perang dengannya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan nawafil (sunnah) hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar. (Aku akan menjadi) penglihatannya yang dengannya ia melihat. (Aku akan menjadi) tangannya yang dengannya ia memukul. (Aku akan menjadi) kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, niscaya Aku akan memberinya. Jika ia meminta perlindungan kepada-Ku, niscaya Aku akan melindunginya. Tidaklah Aku ragu untuk berbuat sesuatu seperti keraguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin, ia membenci kematian sedangkan Aku tidak suka menyakitinya.” (HR. Bukhari Juz 5 : 6137)
Disebutkan dalam hadits di atas,
إنَّ اللهَ قال: مَن عادى لي وليًّا
“Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, “Barangsiapa yang memusuhi waliKu.”
Yang dimaksud wali Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah orang yang beriman dan selalu bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hal ini sebagaimana yang Allah ﷻ jelaskan di dalam Alquran. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
اَلَآ اِنَّ اَوْلِيَاۤءَ اللّٰهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَۗ
“Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak (pula) bersedih. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa.” (QS Yunus ayat 62-63)
Iman adalah membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan. Sedangkan yang dimaksud dengan taqwa adalah melakukan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, di atas cahaya petunjuk dari Allah ﷻ karena mengharapkan pahala dari Allah ﷻ. Dan meninggalkan maksiat kepada Allah ﷻ, di atas petunjuk dari Allah ﷻ, karena takut hukuman dari Allah ﷻ. (Taisirul Karimir Rahman)
Para wali-wali Allah ﷻ senantisa bertaqwa kepada Allah ﷻ di mana pun mereka berada. Sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah ﷺ, beliau bersabda,
“Bertaqwalah kepada Allah di mana pun engkau berada, iringilah perbuatan dosa dengan kebaikan niscaya akan menghapuskannya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi)