REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan agen penyedia foto, berbasis di Seattle, Washington, Amerika Serikat (AS), Getty Images secara resmi memasuki bisnis gambar kecerdasan buatan (AI) setelah melarang seni AI setahun lalu. Alat AI generatif perusahaan ini sangat unik karena dilatih pada database gambar milik Getty dan konten yang dihasilkan dilengkapi dengan lisensi bebas royalti.
Artinya, Anda tidak perlu khawatir tentang potensi masalah hak cipta. Meskipun Getty tampaknya memiliki kecenderungan anti-AI, perusahaan juga menggugat pembuat Stability AI Stable Diffusion karena menghapus datanya. Tidak mengherankan jika perusahaan menemukan cara untuk masuk ke pasar AI.
Dilansir Engadget, Rabu (27/9/2023), layanan fotografi pesaing telah mengumumkan solusi AI mereka sendiri. Shutterstock memanfaatkan model DALL-E Open AI sementara Adobe Stock mengandalkan alat Firefly miliknya dan menerima beberapa karya seni yang dihasilkan AI.
Alat AI generatif Getty didukung oleh model Edify AI NVIDIA dari layanan cloud Picasso-nya. Akan menarik untuk melihat bagaimana hasil tersebut dibandingkan dengan model DALL-E 3 yang ditingkatkan.
Namun, untuk sekarang pada dasarnya ini hanyalah cara bagi Getty untuk terjun ke dunia AI. Sebagai bagian dari upaya baru, Getty juga meluncurkan model kompensasi kontributor untuk lisensi AI. Kreator akan dibayar berdasarkan jumlah gambar yang mereka unggah beserta penghasilan lisensi yang mereka peroleh.