REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diperlukan kerja kolektif untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Hal itu disampaikan Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Amerika Serikat (AS) sekaligus Wakil Menteri BUMN, Rosan Perkasa Roeslani, saat mendampingi Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menghadiri Sidang Majelis Umum PBB ke-78 di Markas PBB, New York.
“Saat ini, hanya 12 persen dari target SDGs yang sesuai target atau on track,” kata Dubes Rosan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/9/2023).
Dubes Rosan menghadiri sesi di mana Menlu, yang mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi), menyampaikan pernyataan Pemerintah Indonesia pada sidang yang dibuka Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres.
"Sidang Majelis Umum PBB tahun ini mengangkat tema pentingnya menghidupkan kembali kepercayaan dan solidaritas global untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs,” kata Rosan.
Pandangan Indonesia terkait kondisi global adalah menghentikan diskriminasi perdagangan dan memberikan kesempatan kepada negara-negara berkembang melakukan hilirisasi industri. Kepercayaan dan solidaritas global juga perlu dihidupkan lagi melalui warisan semangat Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955, yang dikenal dengan Bandung Spirit.
“SDGs sebagai rumusan target Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, diadopsi semua negara anggota PBB sejak tahun 2015. Program ini memberikan cetak biru bersama untuk perdamaian dan kemakmuran bagi manusia, bumi saat ini, dan di masa depan,” kata Rosan.
KTT SDGs adalah pertemuan resmi PBB yang diselenggarakan setiap empat tahun pada tingkat kepala negara atau pemerintahan. Tujuannya untuk meninjau kemajuan dan tantangan dalam implementasi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.