Selasa 26 Sep 2023 11:21 WIB

PLTU Batu Bara Diminta Lekas Ikut Perdagangan Karbon

Ada 99 PLTU batu bara yag berpotensi ikut bursa karbon.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar.
Foto: Antara/ojk
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah resmi meluncurkan Bursa Karbon pada Selasa (26/9/2023). Kehadiran Bursa Karbon diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca di Indonesia. 

Salah satu sektor yang akan meramaikan Bursa Karbon adalah subsektor pembangkit tenaga listrik. Setidaknya terdapat 99 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara yang berpotensi ikut perdagangan karbon. 

Baca Juga

"Jumlah ini setara dengan 86 persen dari total PLTU batu bara yang beroperasi di Indonesia," kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (26/9/2023). 

Mahendra berharap PLTU dapat mulai bertransaksi melalui bursa karbon tahun ini juga. Selain dari subsektor pembangkit tenaga listrik, perdagangan karbon juga akan diramaikan oleh sektor kehutanan, pertanian, limbah, migas, industri umum serta kelautan.