Selasa 26 Sep 2023 12:54 WIB

Rusia dan AS Saling Tuduh atas Krisis di Karabakh

Ribuan etnis Armenia kakhawatir akan pembersihan etnis

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Ribuan etnis Armenia meninggalkan rumah mereka di Nagorno-Karabakh, karena kekhawatiran akan pembersihan etnis.
Foto: AP Photo/Vasily Krestyaninov
Ribuan etnis Armenia meninggalkan rumah mereka di Nagorno-Karabakh, karena kekhawatiran akan pembersihan etnis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Moskow dan Washington saling menuduh melakukan destabilisasi di wilayah Kaukasus Selatan. Sikap saling tuduh ini berlangsung ketika ribuan etnis Armenia meninggalkan rumah mereka di Nagorno-Karabakh, karena kekhawatiran akan pembersihan etnis.

Armenia mengandalkan kemitraan keamanan dengan Rusia sejak pecahnya Uni Soviet. Namun hubungan mereka memburuk setelah Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina pada 2022.

Baca Juga

“Kami mendesak Washington untuk menahan diri dari kata-kata dan tindakan yang sangat berbahaya yang mengarah pada peningkatan sentimen anti-Rusia yang dibuat-buat di Armenia,” kata Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov, melalui aplikasi pesan Telegram, Selasa (26/9/2023).

Komentar Antonov menyusul pernyataan juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller setelah Armenia menyalahkan Moskow karena gagal melakukan intervensi dalam perebutan Nagorno-Karabakh oleh pasukan Azerbaijan minggu lalu.  “Saya pikir Rusia telah menunjukkan bahwa mereka bukanlah mitra keamanan yang dapat diandalkan,” kata Miller.