Selasa 26 Sep 2023 19:13 WIB

Tiga Upaya Menghentikan Dakwah Nabi Muhammad 

Dakwah Nabi Muhammad mengalami banyak tantangan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad
Foto: Dok Republika
Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nabi Muhammad ﷺ menghadapi berbagai tantangan saat mendakwahkan tauhid kepada kaumnya. Beliau menghadapi berbagai macam ejekan, hinaan dan lainnya.

Seperti dikutip dari Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah ﷺ disarikan dari kitab Ar-rahiqul Makhtum, berbagai upaya yang mereka lakukan untuk menghentikan dakwah Rasulullah ﷺ, di antaranya : 

Baca Juga

1. Ejekan dan hinaan serta berbagai macam tuduhan. Hal tersebut Allah kisahkan dalam Alquran : 

قَالُوۡا يٰۤاَيُّهَا الَّذِىۡ نُزِّلَ عَلَيۡهِ الذِّكۡرُ اِنَّكَ لَمَجۡنُوۡنٌؕ

“Mereka berkata: Hai orang yang diturunkan Alquran kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila” (QS. al Hijr ayat 6) 

Jika Rasulullah ﷺ sedang duduk dikelilingi oleh sahabat-sahabatnya yang miskin mereka mengejeknya : 

اَهٰٓؤُلَاۤءِ مَنَّ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنْۢ بَيْنِنَاۗ 

“Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka ?” (QS. al-An'am ayat 53) 

Mereka sering menertawakan kaum muslimin, saling mengedipkan mata penuh ejekan jika kaum muslimin berlalu di hadapan mereka, dan menuduh mereka sebagai orang-orang sesat (QS. al-Muthoffifin ayat 29-33). 

2. Menyebarkan isu negatif dan berbagai bentuk syubhat terhadap ajaran yang dibawa Rasulullah ﷺ

Mereka mengatakan bahwa Alquran adalah kebohongan dan dongengan orang-orang dahulu (QS. al-Furqon ayat 4-5), 

3. Penawaran 

Di antara penawaran yang mereka ajukan kepada Rasulullah ﷺ adalah berupa ibadah secara bergantian, yaitu dalam satu tahun Rasulullah ﷺ beribadah kepada tuhan mereka, lalu di tahun berikutnya mereka beribadah kepada Tuhan beliau. Tawaran yang sangat 'lucu tersebut langsung ditolak oleh Allah Ta'ala dengan menurunkan surat al Kafirun : 

Katakanlah : “Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. 

Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku. (QS. al-Kafiruun ayat 1-6) 

Mereka juga berupaya dengan membujuk Abu Thalib untuk mencegah dakwah Rasulullah ﷺ, orang-orang Quraisy semakin kebingungan. Apalagi akan datang musim haji, di mana orang-orang Arab dari berbagai penjuru berdatangan. Mereka berpendapat bahwa Rasulullah ﷺ harus diberikan citra negatif agar tidak dapat menyampaikan misi dakwahnya di kalangan jamaah haji. 

Untuk merealisasikan hal tersebut merekapun berkumpul di rumah Walid bin Mughirah untuk bermusyawarah. 

Mulanya mereka mengusulkan agar Rasulullah ﷺ dijuluki sebagai dukun saja, tetapi hal tersebut ditolak oleh Walid karena menurutnya tidak ada tanda-tanda dukun pada diri Rasulullah ﷺ. Kemudian mereka mengusulkan tuduhan 'gila, penyair atau penyihir. Namun semua itu ditolak karena tidak ada yang sesuai dengan pribadi Rasulullah ﷺ dan apa yang beliau sampaikan. 

Setelah berembuk sekian lama, akhirnya mereka sepakat untuk menjuluki Rasulullah ﷺ sebagai tukang sihir. Pada awalnya julukan tersebut tidak disetujui oleh Walid, namun karena tidak ada pilihan lain, maka julukan itulah yang akhirnya disepakati. Paling tidak menurut mereka karena apa yang Rasulullah ﷺ lakukan telah membuat anak berpisah dari orang tuanya, saudara berpisah dari saudara dan keluarganya, suami berpisah dengan isterinya. 

Setelah mengambil keputusan tersebut, maka ketika musim haji tiba kaum musyrikin Arab dengan segera berjaga-jaga di setiap jalan yang menjadi pintu masuk ke Mekkah dengan tujuan memperingatkan setiap orang yang datang agar tidak mendengarkan dakwah Rasulullah ﷺ.

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement