REPUBLIKA.CO.ID,DOHA -- Agenda Konferensi Menteri Kebudayaan Dunia Islam ke-12 telah dimulai di Doha, sejak Senin (25/9/2023) kemarin. Kegiatan tersebut mengangkat tema 'Menuju Pembaruan Aksi Kebudayaan di Dunia Islam'.
Acara tersebut digelar oleh Qatar, yang diwakili Kementerian Kebudayaan. Hadir bekerja sama adalah Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Dunia Islam (ICESCO).
Konferensi ini berusaha menampilkan partisipasi sejumlah menteri kebudayaan, delegasi negara-negara anggota ICESCO, serta sebagai perwakilan dari sekelompok organisasi regional dan internasional, yang bekerja di bidang kebudayaan.
Dalam sambutannya sebelum sesi pertama, Yang Mulia Menteri Kebudayaan Qatar Syeikh Abdulrahman bin Hamad al-Thani menyebut, konferensi ini dilakukan setelah Doha terpilih sebagai ibu kota kebudayaan Islam dua tahun lalu. Doha berhasil menerjemahkan kekayaan budaya yang melimpah, menjadikannya sebagai lahan dialog dan wadah bagi kebudayaan-kebudayaan yang peristiwa budayanya turut berkontribusi memperkenalkan ciri-ciri budaya Islam di negerinya.
Qatar juga memberikan prioritas utama pada budaya dalam mencapai pembangunan dan membangun potensi manusia. Salah satunya seperti budaya yang dipamerkan selama Piala Dunia FIFA Qatar 2022, acara global paling luar biasa yang berhasil diselenggarakan oleh Qatar.
Dilansir di //Gulf Times//, Selasa (26/9/2023), ia menegaskan gelaran Piala Dunia bukan sekadar sebuah turnamen, melainkan pembuktian bahwa budaya adalah landasan dari peristiwa-peristiwa global apa pun jenisnya. Di sisi lain, hal ini juga menunjukkan bahwa Qatar menyiarkan semua pesan budaya, Arab dan Islam, yang mendapatkan rasa hormat dari negara-negara dunia dan mengidentifikasi kekayaan nilai-nilai Qatar dan kemampuan untuk membangun dunia yang beradab.
Ia lantas menyerukan untuk menjaga identitas budaya dan melindungi generasi baru dari ideologi subversif.
Dalam sambutan pengukuhannya, Direktur Jenderal ISESCO Salem bin Mohammed al-Malik menyebut, Qatar telah menunjukkan kemahiran yang luar biasa dan mampu menghadapi tantangan menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA Qatar 2022. Menurutnya, budaya Islam mendapat banyak ruang dalam sejarah turnamen global.
Ia menggarisbawahi bahwa ISESCO menjalankan tugasnya dalam aksi kebudayaan. Budaya bukan sekedar hobi atau tanda pengenal sosial, tetapi merupakan denyut nadi bangsa dalam memajukan peradaban.
"Sejumlah upaya dan inisiatif dilakukan ISESCO untuk meningkatkan dan memperbarui aksi kebudayaan melalui pemanfaatan penerapan Artificial Intelligence (AI), termasuk melibatkan generasi muda dalam upaya melestarikan dan menghargai warisan budaya, menetapkan sejumlah proyek dan program, serta melakukan inovasi konsep baru untuk komunikasi yang beradab," ujar dia.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut Mantan Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova. Ia memuji Islam sebagai agama damai dan peradaban Islam sebagai pendorong pemulihan hubungan antar budaya. Ia mengatakan, nilai-nilai Islam mengedepankan ilmu pengetahuan, budaya, serta interaksi peradaban.
Bokova juga memuji Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA 2022. Qatar disebut telah mengubah acara global menjadi dialog budaya. Apresiasi diberikan atas kebangkitan budaya Qatar dan kerja samanya dengan UNESCO di berbagai bidang termasuk warisan budaya, dengan Doha menjadi tuan rumah sesi ke-38 Komite Warisan Dunia pada 2013.
Usai sesi pembukaan, semua tamu undangan yang berpartisipasi mengunjungi pameran yang menyertai konferensi tersebut. Pameran ini menampilkan seni plastik, karya seni, manuskrip dan pameran dari beberapa pusat yang berafiliasi dengan Kementerian Kebudayaan, selain paviliun khusus ICESCO yang menampilkan publikasi terpentingnya.
Sumber: