Rabu 27 Sep 2023 04:53 WIB

Benarkah Masyarakat Kini Lebih Suka Belanja Online?

Ada beberapa barang yang sebaiknya tidak dibeli secara online.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Qommarria Rostanti
Belanja online (ilustrasi). Belanja online memiliki sisi postif dan negatif.
Foto: republika
Belanja online (ilustrasi). Belanja online memiliki sisi postif dan negatif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivitas belanja daring kini menjadi pembicaraan hangat. Hal ini menyusul munculnya kabar larangan Tiktok Shop yang menjadi primadona dalam tren belanja online masyarakat.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah mengapa masyarakat sekarang lebih menyukai tren belnja rading? Perencana keuangan Safir Senduk mengatakan, sampai hari ini tren konsumen yang lebih suka belanja daring adalah banyak orang belanja di TikTok Shop karena murah. Ditambah penjual terkadang melakukan live video.

Baca Juga

Nah di live video itu kadang-kadang dia bikin tambah murah lagi,” ujar Safir kepada Republika.co.id, Selasa (26/9/2023). 

Belanja daring tentunya memiliki sisi positif dan negatif. Safir mengungkapkan banyak hal positif yang bisa didapat dari belanja daring. 

Pertama, tidak memakan banyak waktu untuk pergi ke toko, mal, dan lain sebagainya. Kedua, proses pembeliannya cepat sekali. 

Ketiga, beberapa kasus ada barang-barang yang tidak dijual di luring tapi dijual di daring. Contohnya, ponsel Google Pixel. Safir menyebutkan Google Pixel tidak ada yang menjual langsung di luring, tetapi hanya dijual daring. 

“Ketika jual online banyak banget yang jual. Jadi ada beberapa kasus di mana ketika dijual offline tidak ada, tetapi dijual online ada,” katanya.

Kemudian sisi negatifnya adalah konsumen tidak dapat melihat langsung barang yang ingin dibeli. Konsumen hanya bisa melihat barangnya ketika sudah datang di mana barang tersebut sudah dibayar oleh mereka. 

Safir menuturkan dalam beberapa produk, dia lebih suka melihat langsung dan tidak membeli di e-commerce. Sebagai contoh adalah handphone.

Kadang-kadang, kata Safir, kalau barang elektronik itu dibungkus dan disegel di kotak. “Yang namanya elektronik kan sering banget begitu dibuka, bukan HP yang kita mau, segala macam. Sudah gitu kita ngeklaimnya hanya bisa kalau kita punya rekaman videonya dari setiap barangnya disegel sampai dibuka, which is buat sebagian orang itu repot banget videoin barang itu,” ujar Safir.

Menurutnya, lebih baik datang langsung ke tokonya. Pada saat terima barang masih ada segelnya, ada orangnya, dan lainnya.

“Beberapa kasus kebanyakan kasus beli online itu enak banget karena enggak usah pergi ke toko. Tapi dalam beberapa kasus lain ya kita harus mau ngorbanin waktu pergi ke toko, karena apa? Karena ya ini barang mahal,” katanya.

Produk lain yang juga sebaiknya dibeli dengan datang langsung adalah pakaian. Karena standar ukuran pakaian terkadang bisa berbeda-beda. 

Contohnya, jaket dan baju. Safir menyebutkan kadang-kadang kalau membeli pakaian secara daring, misalnya, tidak semua yang berbicara ukuran L itu benar ukuran L yang datang. 

“Kadang bisa kecil, bisa besar which is itu sama-sama L,” ujarnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement