REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Selama ini boleh jadi problem yang terjadi pada sejumlah museum di Indonesia adalah dianggap kurang menarik, seperti gudang bahkan angker. Kondisi seperti itu masih bisa didapati, kendati sudah banyak pula museum yang mengusung konsep serbamodern guna menarik minat anak muda.
Dr Junus Satrio Atmodjo, Anggota Dewan Pengawas Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Pusat, mengatakan seharusnya bangunan museum itu bercerita tentang dirinya sendiri, mengapa tempat tersebut jadi museum. Ada museum atau bangunan lama dengan nilai sejarah tinggi, tetapi narasinya belum terbangun kepada publik.
“Sayang, narasinya belum terbangun, jadi yang harus dibangun narasinya, sumber informasi kalau tidak diolah ya gagal jadi museum, hanya barang saja,” kata Dr junus dalam diskusi publik “Museum Itu Penting” di Jakarta, belum lama ini.
Dari narasi ataupun promosi bisa dibuat lebih menarik. Kemudian dapat disebarkan melalui berbagai platform media.
Menurut Sekjen Kemenbudristek, Fitra Arda, perihal menciptakan ketertarikan ini juga masih jadi kelemahan museum. Padahal, menurutnya, fungsi museum adalah mengkomunikasikan ke masyarakat.
Narasi yang bisa dibangun, seperti jika ada koleksi tentang padi, bisa diceritakan penjelasan yang menarik dan kekinian. Atau koleksi tentang menyusui, misalnya, bisa dikaitkan dengan isu stunting.
“Jadi komunikasi itu masih kurang, misalnya badan layanan umum atau kepala museum itu jadi pengembang tidak seperti camat, dia harus psikologi massa, tahu marketing,” lanjut dia.
Fitra juga mengakui kementerian sedang merancang program, bukan hanya pelindung, tetapi juga kehadirkan masyarakat agar datang ke museum tidak hanya sekali. Kemudian melibatkan anak muda.
Menurut Fitra, Kemendikbudristek juga mengeluarkan anggaran lebih besar dalam 2-3 tahun bterkahir, sehingga museum menjadi prioriats nasional. “Jadi misalnya lagi musim apa, bisa mencari artefak yang berkaitan dan bisa diceritakan. Kalau tidak, koleksi kita sama kayak barang antik yang tidak punya cerita,” lanjut dia.
Koleksi museum selalu punya cerita dan sejarah bernilai tinggi. Misalnya, sebuah artefak terbuat dari keramik, punya cerita ditemukan dari kapal yang tenggelam, dan bisa dikomunikasikan secara menarik. Fitra menambahkan bahwa Mendikbud Nadiem Makarim juga telah menyatakan bahwa kehadiran museum bisa memperkuat kualitas dan jati diri pendidikan bangsa.
“Pendidikan tentang mekanika, tahan gempa, atau yang lain. Kalau guru matematika kreatif, misalnya bukan mengajar budi pergi ke pasar, tapi ke Borobudur misalnya, ada pembelajaran, hal-hal itu yang kita sebut merdeka belajar, bisa juga melaui gim, film pendek sesuai minat mereka,” kata dia menambahkan.